Realisasi Investasi Sektor Agro Capai Rp206 Triliun, Serap 9 Juta Tenaga Kerja
Sementara itu, realisasi investasi di sektor agro juga menunjukkan pertumbuhan yang baik, dengan total investasi mencapai Rp206,3 triliun.
IDXChannel - Industri agro di Indonesia tengah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri agro mampu tumbuh 5,20 persen dan turut berkontribusi sebesar 8,89 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2024.
Sementara itu, realisasi investasi di sektor agro juga menunjukkan pertumbuhan yang baik, dengan total investasi mencapai Rp206,3 triliun.
Jumlah tersebut meliputi Rp126 triliun dari modal asing dan Rp80,4 triliun dari modal dalam negeri. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat dari dunia usaha terhadap prospek jangka panjang industri ini.
"Industri agro bukan hanya menggerakkan sektor ekonomi, tetapi juga menyerap tenaga kerja lebih dari 9,37 juta orang. Artinya, sektor ini ikut andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (28/3/2025).
Beberapa subsektor andalan di industri agro, antara lain industri makanan dan minuman, serta industri kayu, kertas, dan furnitur.
Meski demikian, kata Agus, sektor di industri agro juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan regulasi global, dan dampak perubahan iklim.
"Untuk itu, kita perlu mengantisipasi tantangan tersebut dengan kebijakan yang adaptif dan penerapan inovasi teknologi. Dukungan dari pemerintah, investasi yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing adalah kunci untuk memastikan industri agro tetap berkembang secara berkelanjutan," kata Agus.
Dalam konteks perdagangan internasional, neraca perdagangan industri agro menunjukkan hasil yang positif, tercermin dari nilai ekspor mencapai USD67,08 miliar dengan volume sebesar 67,07 juta ton pada 2024.
"Produk agro Indonesia semakin dinamis, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, dengan sektor makanan dan minuman olahan yang menyumbangkan USD41,4 miliar. Keseimbangan antara ekspor dan impor yang kondusif juga menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor ini," kata Agus.
(NIA DEVIYANA)