ECONOMICS

Realisasi Penyaluran BBM Subsidi Pertamina Capai 39,7 Juta KL hingga Oktober 2024

Suparjo Ramalan 04/12/2024 11:34 WIB

PT Pertamina (Persero) mencatat realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi hingga Oktober 2024 menyentuh 39,7 juta kiloliter (KL).

Realisasi Penyaluran BBM Subsidi Pertamina Capai 39,7 Juta KL hingga Oktober 2024. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) mencatat realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi hingga Oktober 2024 menyentuh 39,7 juta kiloliter (KL). Angka tersebut diproyeksi meningkat hingga akhir tahun. 

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, distribusi BBM Subsidi hingga akhir 2024 bisa menyentuh 48,6 juta KL. 

"Sampai dengan Oktober kita sudah menyalurkan BBM PSO (subsidi) 39,7 juta KL dan kita harapkan di akhir tahun 48,6 juta kiloliter," ujar Wiko saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024).

Untuk LPG Bersubsidi kg telah tersalurkan sebanyak 6,9 juta ton selama Januari-Oktober 2024. Targetnya, ada 8,3 juta ton yang disalurkan hingga akhir tahun.

Wiko menerangkan, produk BBM non subsidi seperti Pertamax hingga Pertamax Turbo terjual hingga 37,2 juta KL. Targetnya, hingga akhir 2024 mencapai 39,1 juta KL.

"Demikian juga dengan yang PSO baik LPG maupun non-PSO. Yang PSO LPG akhir tahun akan 8,3 juta ton, sementara untuk non-PSO sales lainnya ini BBM 39,1 juta kiloliter," kata dia.

Di sisi neraca keuangan, Pertamina mengantongi laba bersih sebesar USD2,66 miliar atau Rp42,1 triliun (kurs Rp15.833 per dolar AS) hingga Oktober 2024. Angka ini setara 60,45 persen dari capaian laba bersih perusahaan sepanjang 2023, yakni USD4,4 miliar atau Rp67,12 triliun.

Wiko menyebut, perseroan dalam tiga tahun terakhir masih membukukan keuangan yang positif, sekalipun harga minyak mentah dunia dipengaruhi oleh gejolak geopolitik dan disrupsi teknologi.

"Dalam tiga tahun terakhir kita masih membukukan posisi yang positif. Walaupun kita tahu bisnis hidrokarbon ini sangat dipengaruhi oleh volatility, baik itu geopolitik, supply-demand, maupun ada disruption dari teknologi,” kata dia.

Untuk pendapatan hingga Oktober tahun ini berada di angka USD62,5 miliar, setara Rp989,56 triliun. Wiko menargetkan pendapatan 2024 bisa menyamai 2023 yang berada di level USD75,8 miliar atau setara Rp1.156 triliun.

“Kami optimistis di akhir tahun kita bisa menyamai revenue tahun lalu,” kata dia.

(NIA DEVIYANA)

SHARE