Realokasi APBN Menurunkan Permintaan Semen di Pasaran
Lonjakan kasus Covid-19 di Tanah air mengharuskan pemerintah menggeser alokasi APBN.
IDXChannel - Lonjakan kasus Covid-19 di Tanah air mengharuskan pemerintah menggeser alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan menahan pengeluaran yang tidak mendesak. Merujuk hal tersebut berdampak pada infrastruktur tidak mendapat anggaran lantaran dana tersebut pindah ke beberapa sektor terutama penambahan dari sisi alokasi kesehatan.
Analis PT Pefindo, Yogie Surya Perdana mengatakan realokasi anggaran ini akan mengakibatkan penundaan pada proyek-proyek baru dari pemerintah. Selain itu juga berimbas pada pemain infrastruktur lainnya yang tidak dapat melanjutkan proyek permintaan pasar. Secara otomatis akan menurunkan permintaan pada produsen semen.
“Kalau proyek-proyek infrastruktur itu terhambat maka permintaan pasar akan turun. Pada endingnya berdampak pula volume penjualan produsen semen,” tambahnya dalam Market Review di IDX Channel, Senin (5/7/2021).
Sementara itu, kondisi pada over supply juga menjadi perhatian serius dalam industri semen. Yogie menururkan kondisi tersebut disebabkan banyak pemain-pemain baru yang masuk pada sektor semen selama lima hingga tujuh tahun terakhir. Pemain baru ini berasal dari luar negeri yang memiliki modal dan pendanaan yang besar.
“Kepemilikan dana yang besar akan mendukung kegiatan ekspansi mereka yang cukup agresif di pasar domestik semen itu sendiri,” jelasnya.
Ia menerangkan sebelum pandemi Covid-19 over supply ini menjadi isu serius yang dihadapi para pemain di sektor semen. Sebab dengan kehadiran pemain-pemain baru yang bermodalkan dana yang besar dari negara asal, berdampak pada tingkat persaingan yang semakin ketat terutama dari segi penjualan.
Lanjutnya, sebelum lndonesia diterpa pandemi, harga jual rata-rata semen menurun drastis akibat tingkat persaingan yang sengit. Kemudian, dari penurunan harga tersebut akan menekan profitabilitas dari para pemain-pemain lama sektor semen domestik. Hal ini semakin diperparah dengan adanya pandemi dan realokasi anggaran infrastruktur.
Perlu diketahui bahwa komponen biaya tetap para produsen semen relatif tinggi lantaran industri semen termasuk padat modal. Sehingga jika komponen biaya tetap relatif menjadi tinggi dapat mengurangi profitabilitas perusahaan. (NDA)