ECONOMICS

Rekam Jejak Eks Dirut Garuda (GIAA) ES, Terduga Korupsi Pesawat ATR 72-600

Athika Rahma 11/01/2022 16:36 WIB

Demi membersihkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari dosa-dosa di masa lalu, Menteri BUMN Erick Thohir langsung melaporkan dugaan korupsi di Garuda.

Rekam Jejak Eks Dirut Garuda (GIAA) ES, Terduga Korupsi Pesawat ATR 72-600. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Demi membersihkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari dosa-dosa di masa lalu, Menteri BUMN Erick Thohir langsung melaporkan dugaan korupsi yang terjadi di tubuh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Dalam konferensi pers yang berlangsung di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Erick menyebutkan sosok tersebut berinisial AS yang menjabat sebagai direktur utama perseroan di masa lalu. Namun dari penelusuran tim IDX Channel tidak inisial nama tersebut yang menempati posisi itu sejak tahun 1950.

Ada indikasi korupsi dalam proyek pengadaan ATR 72-600 di Garuda. Meski hanya disebutkan inisial, namun indikasi korupsi itu terjadi masa Emirsyah Satar menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia periode 2005-2014. Dia juga terlibat dalam sejumlah kasus, termasuk salah satunya pengadaan pesawat tersebut di masa kepemimpinannya.

Erick memastikan, indikasi korupsi pengadaan pesawat dengan kode saham GIAA itu bukanlah tudingan belaka. Namun, didasarkan atas bukti-bukti hasil investigasi. 

Lantas, siapa sebenarnya sosok Emirsyah ini? 

Dikutip dari beragam sumber, Selasa (11/1/2022), Emirsyah Satar adalah ekonom kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959. Dia menimba pendidikan di Fakultas Ekonomi UI dan lulus pada 1986 lalu. Kemampuannya dalam bidang keuangan diawali dengan karir sebagai auditor di Pricewaterhouse Coopers. 

Dirinya juga tercatat pernah menjabat sebagai Assistant of Vice President of Corporate Banking Group Citibank pada 1985. Periode 1990-1994, Emir menjadi General Manager Corporate Finance Division Jan Darmadi Group. Lalu, hingga Januari 1996, dirinya menduduki posisi Presiden Direktur PT Niaga Factoring Corporation, Jakarta. 

Pada tahun 1998 Emir didapuk menjadi Executive Vice President Finance (CFO) Garuda Indonesia. Selama menjabat sebagai CFO Garuda, Emir berperan penting dalam restrukturisasi keuangan perusahaan hingga 2001.

Di 2003, Emir pergi dari Garuda dan bergabung dengan Bank Danamon Tbk sebagai Wakil CEO Danamon. Namun, karirnya hanya bertahan 2 tahun saja di Danamon sebelum dirinya kembali lagi ke Garuda dan menduduki posisi Dirut. Emirsyah menjadi Dirut Garuda pada periode 2005-2014.

Di Garuda, Emirsyah berusaha memperbaiki kondisi keuangan perseroan yang rugi triliunan rupiah. Emir juga mencetuskan program Quantum Leap yang mengubah budaya serta cara kerja perusahaa. Hasilnya, perseroan tersebut mendapat kepercayaan lagi dari pelanggan. 

Setelahnya, Emir mengundurkan diri pada 8 Desember 2014 dan menjabat sebagai Chairman MatahariMall.com. (TYO)

SHARE