ECONOMICS

Resmi Menjabat, Tiga Masalah Utama Sambut Perdana Menteri Inggris Liz Truss

Tim IDXChannel 07/09/2022 04:46 WIB

permasalahan terbesar yang harus segera dibenahi oleh Truss adalah terkait biaya hidup dan krisis energi.

Resmi Menjabat, Tiga Masalah Utama Sambut Perdana Menteri Inggris Liz Truss (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemilihan yang melibatkan 140.000 suara anggota Partai Konservatif telah mengantarkan Liz Truss sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson yang telah mengundurkan diri pada Juli 2022 lalu.

Memulai kepemimpinannya sejak hari ini, Selasa (6/9/2022), Truss telah disambut oleh sedikitnya tiga permasalahan utama yang kini tengah membelit perekonomian Inggris, seperti persoalan biaya hidup dan krisis energi hingga kebijakan fiskal dan moneter.

Sebagaimana dilansir Market Watch, Senin (5/9/2022), permasalahan terbesar yang harus segera dibenahi oleh Truss adalah terkait biaya hidup dan krisis energi. Hal itu terjadi seiring inflasi Inggris yang terus melambung ke level tertinggi dalam empat puluh tahun, mencapai lebih dari 10 persen.

Bank Sentral Inggris, yaitu Bank of England (BoE), memperkirakan laju inflasi masih akan naik melebihi 13 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Lonjakan sebagian besar diantaranya terdorong oleh lonjakan tagihan energi, khususnya tagihan rumah tangga di Inggris, di mana kenaikan batas harga utilitas mencapai 80 persen, terimbas oleh lonjakan harga gas Eropa dengan pembayaran rata-rata menjadi 3.600 pound per tahun. 

Truss menyikapinya dengan wacana pembekuan tagihan energi. Meskipun belum ada keputusan resmi, namun Trus mengatakan akan membuat pernyataan terkait masalah ini pada minggu pertamanya menjadi perdana menteri. 

Sementara permasalahan kedua, yaitu kebijakan fiskal. Di mana pemerintah Inggris telah menerapkan pajak tak terduga bagi perusahaan energi untuk mengatasi masalah tagihan. Biaya pembayaran utang naik, adanya pemotongan pajak, dan pembelanjaan pertahanaan menambah kerugian sebesar 60 miliar Pound dalam keuangan publik di pertengahan dekade ini.

"Kecurigaan kami adalah bahwa paket tersebut akan mengandung unsur subsidi pemerintah yang cukup besar. Ini akan mahal. Sebagai ilustrasi, pembekuan total pada level saat ini (yaitu mengimbangi kenaikan 80 persen di bulan Oktober) selama setahun akan menelan biaya £44 miliar," ujar Kepala Ekonom di Investec dilansir, Philip Shaw, dalam laporan tersebut.

Sedangkan masalah ketiga, lebih pada soal kebijakan moneter. Langkah kebijakan Truss dapat memengaruhi BoE melalui strategi dan regulasi fiskal pemerintah.

“Truss nampaknya kurang konservatif secara fiskal dibandingkan Sunak. Ia nampak mendukung ekonomi selain melalui pemotongan pajak. Artinya pinjaman akan lebih tinggi, dan memaksa BoE untuk menaikkan suku  bunga lebih tinggi,” ujar Kepala strategi investasi di RBC Wealth Management, Frederique Carriee, dalam laporan yang sama.

BoE kemungkinan akan memberikan dua kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan 15 September mendatang dan 3 November. Namun, BoE juga dapat mengalami perubahan mandat dalam minggu-minggu awal kepemimpinan Truss, menambah ketidakpastian dalam kebijakan moneter. (TSA)

Penulis: Ribka Christiana

SHARE