ECONOMICS

RI akan Kembali Impor Beras 500 Ribu Ton, Perpadi Sebut Memang Kekurangan

Advenia Elisabeth/MPI 28/03/2023 06:51 WIB

Keputusan impor bukan karena hasil produksi petani yang tidak bisa memenuhi. Melainkan, kondisi pasokan di dalam negeri memang kurang dari kurang dari kapasitas

RI akan Kembali Impor Beras 500 Ribu Ton, Perpadi Sebut Memang Kekurangan. (Foto Advenia Elisabeth/MPI)

IDXChannel - Pemerintah telah menyepakati akan kembali mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan guna memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Kepala Badan Pangan Pemerintah (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, keputusan ini diambil bukan karena hasil produksi petani yang tidak bisa bersaing dengan swasta dan memenuhi kebutuhan. Melainkan, kondisi pasokan di dalam negeri memang kurang dari kapasitas.

"Enggak-enggak (bukan tidak bisa bersaing). Swasta sendiri kan ditanya, mereka menyerap baru mampu 30-40% belum full dari kapasitas. Di sini ada Pak Tarto dari penggilingan padi. Pak Tarto tolong jelaskan kondisi penggilingan padi hari ini," ujar Arief kepada awak media di Kantor Badan Pangan Nasional, Jakarta, Senin (27/3/2023) malam.

Kemudian, Ketua Umum (Ketum) Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso pun menjelaskan, surplus beras dalam negeri menyusut dari dua tahun lalu. Di mana tahun 2021 itu 1,4 juta ton kemudian di tahun 2022 merosot 1,3 juta ton. 

"Jadi gitu, dari tahun lalu surplusnya turun. Kemudian tahun lalu ada kejadian yang luar biasa sebenarnya menurut pengalaman di mana sembilan bulan itu minus hanya tiga bulan surplus. Kemudian kalau kita melihat angka BPS tahun ini dari Januari sampai dengan April ternyata memang kita surplusnya tiga bulan, tetapi surplusnya itu lebih kecil bila dibanding dengan tahun lalu pada bulan yang sama yakni Januari sampai dengan April," papar Sutarto di kesempatan yang sama.

Sambung Sutarto, berdasarkan catatannya, pada tahun 2022 pengusaha beras lokal hanya surplus kurang lebih 3,6 juta ton. Sementara Januari hingga April 2023 diperkirakan hanya surplus 3,22 juta ton. 

Dari perbedaan itu, maka Sutarto kemudian melakukan survei dengan para penggiling dan pengusaha beras di beberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan survei itu, ternyata serapan yang masuk ke Perpadi kurang dari 50% dari kondisi normal saat ini.

"Artinya memang kekurangan, yang lalu itu pengaruhnya sampai dengan hari ini, itu masih ada terhadap penggilingan padi," imbuhnya. 

Kata Sutarto, dalam kondisi normal, penggilingan padi misalnya bisa menampung beras sebanyak 2.000 ton, namun sekarang masuknya baru di bawah 1.000 ton.

"Kalau kita contohkan di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) pun nampaknya yang masuk ke situ sekarang kurang dari 20 ribu ton padahal normalnya sekitar 30 ribu ton. Jadi hal-hal seperti itu yang mungkin jadi pertimbangan-pertimbangan pemerintah," tegasnya.

(YNA)

SHARE