RI Batal Gelar Piala Dunia U-20, Okupansi Hotel Hilang hingga 20 Persen
Keputusan FIFA membatalkan U20 di Indonesia berdampak cukup besar terhadap sektor perhotelan dengan potensi tingkat okupansi hilang 20%.
IDXChannel - FIFA secara resmi membatalkan perhelatan Piala Dunia U - 20 di Indonesia pada Rabu (29/3) malam. Keputusan tersebut pun berdampak cukup besar terhadap sektor perhotelan.
Apalagi kegiatan tersebut rencananya dilaksanakan di enam stadion berbeda yang berpotensi meningkatkan tingkat keterisian kamar (okupansi) di masing-masing daerah.
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, mengatakan pihak hotel berpotensi kehilangan 15% hingga 20% tingkat okupansi, khususnya pada hotel - hotel yang berada di sekitar stadion Gelora Bung Karno.
“Tentu berpengaruh, Indonesia juga kehilangan potensi multiplier effect dalam sektor pariwisata,” ujar Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (31/3/2023)
Menurut Sutrisno, Indonesia kehilangan kesempatan untuk memperkenalkan sektor pariwisata kepada wisatawan mancanegara yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kunjungan di masa mendatang dan upaya untuk mengembangkan hotel dan restoran.
Pada kesempatan yang berbeda, Anggota Bidang Advokasi dan kebijakan Publik BPP PHRI, Yuno Abeta Lahay mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dalam menyambut perhelatan Piala Dunia U - 20 di Indonesia. Salah satunya adalah membuka komunikasi untuk pemesanan kamar hotel yang dilakukan oleh kontingen dari negara peserta.
“Tentu kami prihatin dengan keputusan ini. Pelaku usaha di wilayah pertandingan sudah melakukan berbagai persiapan,” ujar Anggota Bidang Advokasi dan kebijakan Publik BPP PHRI, Yuno Abeta Lahay dalam program Market Review IDX Channel, Jumat (31/3/2023)
Walaupun demikian, Yuno mengatakan tetap optimis terhadap pertumbuhan hotel dan restoran di Indonesia. Hal tersebut terjadi seiring dengan keketuaan Indonesia di ASEAN yang tentunya bisa mendongkrak sektor pariwisata di Indonesia.
“Kami berharap bisa seperti G20 kemarin. Apalagi data wisata mancanegara pada saat G20 melampaui target. Kita tetap berharap dan berupaya agar tidak terjadi penurunan,” imbuhnya
Yuno pun berharap pemerintah semakin berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan atau keputusan. Sebab, sektor bisnis, khususnya pariwisata, sangat bergantung kepada hal tersebut.
(FRI)