ECONOMICS

RI Bentuk SWF Buat Tarik Investasi, Luhut: Bisa Hasilkan Puluhan Miliar Dolar

Shifa Nurhaliza 03/02/2021 23:45 WIB

Menko Marves Luhut menjelaskan, bahwa realisasi investasi Indonesia di kuartal IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun naik 2,7% dibanding bulan sebelumnya.

RI Bentuk SWF Buat Tarik Investasi, Luhut: Bisa Hasilkan Puluhan Miliar Dolar

IDXChannel – Menteri Koordinator Kemaritiman Dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, telah melakukan berbagai upaya demi meningkatkan pertumbuhan investasi ditengah Indonesia. Menko Marves Luhut menjelaskan, bahwa realisasi investasi Indonesia di kuartal IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun naik 2,7% dibanding bulan sebelumnya.

“Jika dibandingkan tahun 2019, investasi kuartal IV-2020 ini naik sebanyak 3,1%. Realisasi investasi tetap meningkat ditengah pandemi,” jelasnya dalam program Special Dialogue IDX Channel, Rabu (3/2/2021).

Sebelumnya, BKPM mengatakan capaian investasi tersebut terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri  (PMDN) sebesar Rp103,6 triliun atau naik 48% dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp111,1 triliun atau naik 51,7%. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan investasi PMDN pada kuartal IV-2020 meningkat 0,7% sedangkan investasi PMA naik 5,5%.

Menko Marves Luhut mengatakan, bahwa ia berharap investasi Indonesia tetap menarik minat para investor baik dalam mauupun luar negeri. 

"Harapannya ya, kalau dalam negeri bisa masuk banyak dan luar negeri banyak, dan sama-sama banyak lebih bagus. Karena sekarang kita bikin ada dua ekonomi kita, yang pertama APBN dan kedua itu Sovereign Wealth Fund (SWF),” tegasnya.

Luhut mengatakan, bahwa saat ini SWF sudah hampir selesai dalam penyusunan BoD (board of directors/dewan direksi) yang akan urus kewenangan investasi.

“Dengan itu, saya kira akan bisa menghasilkan beberapa puluh miliar dolar kedepannya. Sedangkan, APBN ini, nanti akan difokuskan kepada penanganan kemiskinan, pendidikan, dan sebagainya. Itu yang kira-kira nanti akan terjadi,” jelasnya.

Luhut menambahkan, saat berbincang terkait dana PMA yang lebih signifikan dibandingkan PMDN yang masuk ke Indonesia,  

“Saya kira itu bisa terjadi. Suatu ketika lebih besar PMA atau lebih besar PMDN. Itu tidak masalah, yang penting proyek-proyek itu bisa kita pastikan bahwa akan menarik minat investor dalam dan luar negeri, itu kuncinya,” pungkasnya. (RAMA)

SHARE