ECONOMICS

RI-China Garap Proyek Two Countries Twin Parks, Batang Siap Jadi Shenzhen-nya Indonesia

Dhera Arizona Pratiwi 28/05/2025 01:01 WIB

Melalui kerja sama ini, Indonesia ingin mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi seperti kawasan industri di daerah Shenzhen China.

RI-China Garap Proyek Two Countries Twin Parks, Batang Siap Jadi Shenzhen-nya Indonesia. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri China Li Qiang ke Indonesia menandai semakin eratnya kerja sama strategis, khususnya di bidang ekonomi, antara Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC). 

Hal tersebut ditunjukkan dengan disepakatinya empat nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dan delapan poin kerja sama strategis yang akan menciptakan kerja sama ekonomi dan perdagangan berkelanjutan untuk jangka panjang, serta stabil dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.

Dua nota kesepahaman strategis yang telah disepakati, berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kedua MoU ini berfokus pada penguatan industri dan rantai pasok serta implementasi proyek Two Countries Twin Parks (TCTP).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, melalui kerja sama ini, Indonesia ingin mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi seperti kawasan industri di daerah Shenzhen China, sebagai implementasi dari proyek TCTP.

“Proyek Two Countries Twin Parks yang kami rencanakan berlokasi di Batang dengan luas sekitar 500 hektare, dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi seperti Shenzhen-nya Indonesia,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip pada Selasa (27/5/2025).

Selain Kawasan Industri Terpadu Batang, terdapat daerah Bintan di Kepulauan Riau yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri seperti di Provinsi Fujian, China.

“Selain itu, terdapat juga kawasan di Bintan yang berada dalam Kawasan Industri Bintan, sementara mitranya di China berada di Provinsi Fujian. Secara keseluruhan, terdapat tiga kawasan industri yang dijalin dalam kerja sama ini,” kata dia.

Menurut Airlangga, proyek ini akan membuka investasi asing untuk masuk dan menyerap lapangan pekerjaan. “Ya, tentu investasi akan masuk, dan juga ada komitmen untuk memperkuat rantai pasok kedua negara. Kalau minimal Batang itu pengembangan awal itu USD3 miliar. Yang lain sedang dalam proses,” ujarnya.

Dengan terwujudnya proyek kerja sama kawasan industri melalui skema TCTP, diharapkan dapat memperkuat konektivitas rantai pasok, mendorong masuknya investasi berkualitas, serta menciptakan lapangan kerja yang berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, akan terus mengawal implementasi inisiatif strategis ini agar memberikan manfaat nyata bagi kedua negara secara berkelanjutan,” kata Airlangga.

(Dhera Arizona)

SHARE