ECONOMICS

RI-China Perkuat Proyek Two Countries Twin Parks, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Nia Deviyana 27/11/2025 17:31 WIB

Pemerintah memetakan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.

RI-China Perkuat Proyek Two Countries Twin Parks, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Pemerintah memetakan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029. Salah satunya melalui proyek Two Countries Twin Parks (TCTP) dengan China.

Kerja sama ini diyakini mampu mempercepat arus investasi, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta menyediakan tambahan devisa yang penting bagi ketahanan ekonomi nasional.

"Two Countries Twin Parks merupakan inisiatif strategis dua negara strategis, Indonesia dan China. Tujuannya adalah membangun dua kompleks industri di antara kota kembar, di antara kedua negara, agar sinergi kedua industri dan rantai nilai kedua negara dapat optimal," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam The City of Blessings China-Indonesia Economic and Trade Exchange dan Matchmaking Conference Two Countries Twin Parks, Rabu (26/11/2025).

China tercatat sebagai mitra dagang utama Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai USD135 miliar pada 2024. Hal tersebut menegaskan peran China sebagai mitra ekonomi strategis bagi Indonesia dalam mendorong pertumbuhan dan memperluas peluang kerja sama di masa mendatang.

Kawasan kembar atau twin parks menjadi simbol terbentuknya ekosistem kolaboratif yang menggabungkan keunggulan komparatif Indonesia, mulai dari ketersediaan sumber daya termasuk potensi SDM, hingga kekuatan pasar domestik, dengan kapasitas China dalam penyediaan teknologi, pembiayaan, dan pengalaman di sektor manufaktur. 

"Sinergi tersebut diharapkan mampu memperkuat daya saing industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Airlangga.

Selanjutnya, TCTP diharapkan dapat menjadi katalis bagi peningkatan investasi China di Indonesia, khususnya melalui pengembangan kawasan industri di Batang yang saat ini menjadi proyek bersama TCTP kedua negara. 

Selain itu, diharapkan kerja sama tersebut dapat diperluas ke berbagai wilayah lainnya, salah satunya Pulau Bintan sebagai salah satu potensi lokasi pengembangan berikutnya. 

Sektor investasi utama China, terutama pada industri logam sebesar USD4 miliar dan industri farmasi sebesar USD1 miliar pada 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kota Fuzhou, China, kembali memperkuat hubungan ekonomi melalui penandatanganan 16 Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama investasi dengan total nilai mencapai Rp36,4 triliun. 

Sebanyak 16 proyek kerja sama tersebut akan mulai diimplementasikan pada 2026 dan mencakup sejumlah sektor prioritas nasional, meliputi ekspor baja, nikel, dan komoditas industri, pengolahan pangan dan kelautan, industri perikanan terpadu, pengembangan energi matahari dan sistem penyimpanan energi, batu bara dan rantai pasok bahan baku industri.

Kemudian riset dan kolaborasi kecerdasan buatan Indonesia–China, teknologi baru dan peralatan industri, serta pengembangan kawasan industri dan rantai pasok energi baru.

Nilai investasi Rp36,4 triliun tersebut merepresentasikan 24,3 persen dari total komitmen investasi USD10 miliar yang disampaikan Pemerintah Kota Fuzhou saat menerima kunjungan Kemenko Perekonomian pada Agustus 2025.

"Kita membutuhkan lebih banyak proyek di sektor industri baja, manufaktur, perikanan, tekstil, pertanian, seperti teh, furnitur, teknologi baru seperti drone, baterai EP, termasuk infrastruktur dan AI itu sendiri. Sektor seperti ini prospektif bagi Indonesia," kata Airlangga.

(NIA DEVIYANA)

SHARE