ECONOMICS

RI dan Jepang Kerja Sama Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Bandung

Iqbal Dwi Purnama 29/06/2024 04:00 WIB

Luhut Pandjaitan menandatangani MoU antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dengan PT Jabar Environment Solutin (JES) Jepang.

RI dan Jepang Kerja Sama Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Bandung. (Foto: Dok. Kemenko Marves)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menandatangani MoU antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dengan PT Jabar Environment Solutin (JES) Jepang.

Luhut menjelaskan perjanjian ini merupakan kerja sama dalam rangka merealisasikan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi Listrik (PSEL) di Legok Nangka, Jawa Barat.

"Ini merupakan hari yang sangat penting untuk Jawa Barat khususnya Bandung. Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani hari ini merupakan momentum dari upaya panjang sejak tahun 2019. Saya berharap, setelah ini proses pembangunan fisik dapat dipercepat," ujar Luhut dalam keterangan resminya, Jumat (28/6/2024).

Luhut mengatakan dirinya sudah berkoordinasi dengan Senior Advisor to Minister of Environment Japan Ono Hiroshi yang turut hadir di lokasi agar pembangunan selesai dengan jangka waktu maksimal 3 tahun.

"Tadi saya sudah minta Mr Hiroshi kalau bisa PSEL ini selesai 2 tahun saja, tapi kalau tidak bisa ya maksimal 3 tahun. Karena ini merupakan hal penting di Bandung. Mr. Hiroshi, kami sangat senang dengan bantuan anda," ujarnya.

Teknologi PSEL Legok Nangka ini, lanjut Menko Luhut, ditargetkan dapat mengolah sampah sekitar 2.000 ton per hari dan dikonversi menjadi Listrik sebesar 40 Watt. Upaya ini juga akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan indeks kualitas air Sungai Citarum.

 "Presiden akan resmikan proyek ini pada Agustus, kita lagi cari waktunya," kata dia.

Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini di berbagai negara seperti Jepang dan China, biaya investasi (capex) dan operasionalnya (opex) untuk teknologi incinerator PSEL juga sudah tidak terlalu mahal lagi. Hanya diperlukan komitmen dan kemauan pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini.

"Saya mendorong agar pemerintah daerah lainnya juga dapat mengikuti langkah Pemprov Jawa Barat dalam percepatan penanganan sampah dalam kapasitas yang besar untuk menyelesaikan kondisi darurat persampahan yang saat ini telah terjadi di hampir semua kota-kota besar di Indonesia," kata Luhut.

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengungkapkan Legok Nangka ini diinisiasi sejak 2002. Setelah 22 tahun kemudian baru ada perjanjian kerja sama.

"Saya yakin dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, Legok Nangka ini akan menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah di Jawa Barat," ujar Bey.

Sementara itu, Senior Advisor to Minister of Environment Japan Ono Hiroshi merespon positif adanya perjanjian kerja sama ini. "Saya ingin mengucapkan selamat atas penandatanganan project ini. Pemerintah Jepang sangat support mengenai project ini dan ini merupakan project yang penting juga buat kami. Jepang juga selalu mendukung penanganan sampah lainnya di Jabar," kata dia.

(FRI)

SHARE