ECONOMICS

RI Deflasi Tiga Bulan Beruntun, Ekonom: Alarm Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah

Michelle Natalia 01/08/2024 16:23 WIB

Terjadinya deflasi ini patut diwaspadai. Sebab, deflasi tiga bulan beruntun ini menjadi indikator pelemahan daya beli kelas menengah.

RI Deflasi Tiga Bulan Beruntun, Ekonom: Alarm Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengalami deflasi 0,18 persen di Juli 2024 dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Data ini kemudian menunjukkan bahwa Indonesia mengalami deflasi selama tiga bulan beruntun.

Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, terjadinya deflasi ini patut diwaspadai. Sebab, deflasi tiga bulan beruntun ini menjadi indikator pelemahan daya beli kelas menengah.

"Deflasi jadi alarm, karena di saat bersamaan, Rupiah melemah, dan yang biasa terjadi adalah imported inflation," ujar Bhima kepada IDXChannel di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Menurutnya, pelemahan daya beli kelas menengah itu bisa terlihat dari penurunan penjualan kendaraan bermotor hingga dana pihak ketiga (DPK) di perbankan tumbuh melambat.

"Ini bisa terlihat dari penurunan penjualan kendaraan bermotor, NPL KPR naik, dan tabungan perorangan yang tumbuhnya melambat," ujar Bhima.

Bahkan deflasi ini, sebut Bhima, menjadi indikasi bahwa pelaku usaha juga mulai tertekan. Sebab, pelaku usaha menahan kenaikan harga di level konsumen.

"Karena khawatir harga ritel naik banyak konsumen yang tidak sanggup dan menurunkan omzet penjualan," kata Bhima.

Hal ini terjadi karena biaya bahan baku dan mesin mengalami kenaikan, tetapi pelaku usaha di saat yang sama juga tidak berani menaikkan harga jual.

"Ini kan artinya pelaku usaha tidak diuntungkan dengan adanya deflasi. Deflasi justru menunjukkan ada yang tidak beres dari geliat ekonomi, khususnya pasca lebaran," ujar Bhima.

(Dhera Arizona)

SHARE