RI Diserbu Barang Impor Sejak Online Shop Menjamur
Sejak populernya e-commerce atau online shop di 2015 lalu hingga sekarang, terjadi peningkatan impor barang-barang konsumsi.
Berita 104 - Shelma Rachmahyanti
IDXChannel - Sejak populernya e-commerce atau online shop di 2015 lalu hingga sekarang, terjadi peningkatan impor barang-barang konsumsi. Barang inilah yang membuat persaingan ketat dengan barang produksi lokal terutama UMKM.
Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan, e-commerce boom di tahun 2015 bisa menjadi salah satu pembanding alasan terlontarnya diksi benci produk asing oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di mana saat e-commerce boom terjadi peningkatan impor barang konsumsi cukup besar.
“Jadi kisaran impor barang konsumsi itu peningkatannya atau pertumbuhan barang konsumi itu jauh lebih besar meski pun memang porsinya masih di bawah 10%, tapi meningkat cukup signifikan dalam waktu beberapa tahun itu dari 6%, 7%, 8%, dan sampai sekarang kurang lebih mendekati 10%,” katanya hari ini (8/3) secara virtual dalam Konferensi Pers INDEF “Produk Asing: Benci Tapi Rindu”.
Menurut Ahmad, dengan kondisi tersebut impor bahan baku secara otomatis porsinya akan kalah. Walau terjadi pertumbuhan, akan tetapi pertumbuhannya masih lebih cepat pertumbuhan impor barang konsumsi.
“Membandingkan dua periode ketika terjadi booming e-commerce setelah 2015 barang konsumsi itu peningkatannya sangat-sangat signifikan. Maka di sini saya mengambil kesimpulan bahwa jika kita tidak mempersiapkan daya saing produk lokal, maka yang terjadi adalah digitalisasi di tengah liberalisasi ini bisa menyebabkan deindustrialisasi,” ujar dia.
Oleh karena itu, Indonesia diharapkan bisa mempersiapkan daya saing produk lokal dengan sangat baik. Jika hal tersebut terjadi, maka digitalisasi justru akan memberikan akselerasi yang cukup berharga untuk peningkatan pertumbuhan industri Indonesia. (RAMA)