ECONOMICS

RI Jadi Eksportir Lada Terbesar Kedua di Dunia, Ini Kendala yang Dihadapi

Michelle Natalia 02/04/2021 13:23 WIB

meningkatnya permintaan global untuk komoditas lada, Indonesia sebagai produsen lada terbesar kedua di dunia memiliki peluang untuk menjadi lebih besar.

RI Jadi Eksportir Lada Terbesar Kedua di Dunia, Ini Kendala yang Dihadapi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Seiring dengan meningkatnya permintaan global untuk komoditas lada, Indonesia sebagai produsen lada terbesar kedua di dunia memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi lada sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi utama di Indonesia. 

Tercatat sebagai negara eksportir lada terbesar kedua di dunia, Indonesia patut berbangga dengan pencapaian suplai hingga 78.000 ton per tahun untuk pasar domestik dan global. Seiring naiknya permintaan pasar terhadap biji lada, diprediksi komoditas ini akan terus menjadi salah satu sektor perekonomian dengan volume ekspor yang signifikan.

Saat ini, petani lada di Indonesia sering menghadapi berbagai tantangan terkait cuaca, ketersediaan air serta meningkatnya masalah hama dan penyakit tanaman.

"Indonesia masih tertinggal sekitar 150.000 hektar dan produksi/ ha dibandingkan Vietnam yang patut menjadi PR bagi segenap jajaran, termasuk pemerintah daerah," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan, Fadjry Djufry, dalam virtual launching SpiceUp Application: Technology-Based Smart Agriculture for Pepper Cultivation di Jakarta, Kamis (1/4/2021).

Pihaknya telah merilis 10 varietas lada unggul yang sudah tersebar di beberapa propinsi dan menyambut gembira inisiatif SpiceUp sebagai salah satu upaya perbaikan produktivitas melalui berbagai program teknis, peningkatan ekspor dan inovasi untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia. Aplikasi SpiceUp berfokus kepada komoditas lada sebagai salah satu sektor utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani lada, SpiceUp memberikan empat solusi utama dari kombinasi data satelit dan data lapangan: Rekomendasi Pupuk dan Pencegahan Penyakit Tanaman, Rekomendasi Manajemen Irigasi, Good Agricultural Practices (GAP) dan Sistem Traceability.

SpiceUp telah menyediakan layanan informasi berbasis geodata yang dapat mendukung 100.000 petani lada di empat wilayah di Indonesia yaitu Provinsi Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur sebagai sentra penghasil lada utama di Indonesia. 

Informasi yang disediakan oleh aplikasi SpiceUp diharapkan dapat membantu petani lada untuk meningkatkan produksi lada, pendapatan finansial, ketahanan pangan serta optimasi penggunaan air, pupuk dan pestisida untuk budidaya lada yang berkelanjutan.

"SpiceUp optimis menjadi terobosan yang bermanfaat bagi petani dan juga pemangku kepentingan lainnya, termasuk para kolektor dan pengusaha. Dengan kombinasi teknologi satelit, data lokasi dan survey lapangan, pengguna dapat mengandalkan SpiceUp untuk mengakses informasi spesifik seputar prediksi cuaca, saran pengelolaan air, tanah dan hama penyakit, rekomendasi GAP, traceability (keterlacakan) dan harga pasar yang menguntungkan posisi petani kecil," ungkap CEO Verstegen Spices and Sauces B.V., Michel Driessen. (TYO)

SHARE