RI Masih Impor Beras, Bapanas Pastikan Tak Berdampak Negatif Bagi Petani
Indonesia masih mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di mana perubahan iklim telah membuat produktivitas pertanian menurun.
IDXChannel - Indonesia masih mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di mana perubahan iklim telah membuat produktivitas pertanian menurun.
"Setelah kami hitung ketersediaan dikaitkan dengan produksi yang ada, namun karena climate change dan lainnya, hanya ada lebih sekitar 500 ribu ton. Dari itu, terpaksa diperlukan tambahan pengadaan," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Namun, lanjut Arief, kebijakan impor tidak memberi dampak negatif kepada petani tanaman pangan dalam negeri. Hal ini tercermin dari pergerakan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP).
Arief mengatakan pemerintah secara konsisten mampu menjaga NTPP selalu melebihi dari 100 poin sejak Oktober 2022. Di samping itu, indeks harga yang diterima petani padi terhadap indeks harga yang dibayar petani pun terus diupayakan mengalami surplus.
Arief memaparkan bahwa secara tahunan, pada 2023, indeks harga yang diterima petani padi tercatat 127,26, yang mana angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani di 117,31.
Terbaru, indeks harga yang diterima petani padi di Agustus 2024 berada di 136,42. Sementara indeks harga yang dibayar petani berada di 121,09.
"Adapun harga yang dibayar petani sendiri merupakan rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian," ujarnya.
(NIA DEVIYANA)