ECONOMICS

RI Sudah Gelombang Ketiga Covid-19 Atau Belum? Ini Kata Kemenkes

Rizky Pradita Ananda 01/02/2022 19:35 WIB

Angka kasus paparan Covid-19 dari hari ke hari terus mengalami peningkatan yang signifikan.

RI Sudah Gelombang Ketiga Covid-19 Atau Belum? Ini Kata Kemenkes. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Angka kasus paparan Covid-19 dari hari ke hari terus mengalami peningkatan yang signifikan. Kondisi ini membuat beberapa orang bertanya-tanya apakah Indonesia telah memasuki gelombang ketiga atau belum.

Dari catatan data real time Kementerian Kesehatan RI, pertambahan kasus per Senin 31 Januari kemarin sudah bertambah 10.185 kasus baru dan kasus aktif sebanyak 68.596. Sebelumnya bahkan pada 30 Januari, kasus positif harian sempat menembus angka 12.422

Lalu apakah ini  jadi pertanda jika Indonesia sudah resmi menghadapi third wave atau hantaman gelombang ketiga karena penularan Omicron yang sangat cepat?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi menyebutkan sejauh ini Kemenkes masih terus melakukan pemantauan.

“Masih kita monitoring terus, karena kenaikannya baru 10 hari belakangan ini,” ujar Siti saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (1/2/2022) melalui pesan pribadi.

Ia menegaskan, untuk saat ini belum bisa disebut Indonesia resmi menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Meski kenaikan kasus positif, belakangan ini terus menyentuh angka dua digit.

“Iya kita lihat dulu perkembangannya,” lanjutnya.

Terjadinya lonjakan kasus positif harian dalam sepekan terakhir ini, seperti tertera dalam siaran media resmi Kemenkes, disebabkan karena adanya peningkatan kuota testing dan tracing.

“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujarnya lagi.

Peningkatan testing dan tracing yang dilakukan sebagai usaha deteksi dini, mencegah penularan yang semakin merajalela dan keterlambatan penanganan pasien positif.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang Siti.

Supaya kasus positif tidak terus melonjak naik, selain mematuhi protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi primer dan booster, Siti mengimbau masyarakat untuk bisa mengenali gejala positif Covid-19.

“Deteksi dini, kenali gejala segera supaya bisa segera isolasi dan mengurangi penularan. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” pungkas Siti. (TYO)

SHARE