Rosan Klaim Danantara Akan Tarik Investasi Rp13 Ribu Triliun
Danantara mendatangkan investasi merupakan upaya pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
IDXChannel - Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani mengatakan kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan menarik investasi masuk ke dalam negeri hingga Rp13 ribu triliun.
Pria yang juga menjabat CEO Danantara ini menjelaskan, Danantara mendatangkan investasi merupakan upaya pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun pada 2029 mendatang.
Lewat investasi, diharapkan mampu membuka serapan tenaga kerja hingga peningkatan perputaran ekonomi di dalam negeri.
"Dalam lima tahun ke depan diharapkan investasi yang tumbuh mencapai Rp13 ribu triliun, itu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029," kata Rosan dikutip Sabtu (14/5/2025).
"Dengan pola investasi Danantara sekarang peluang investasi lebih besar," katanya.
Lebih lanjut Rosan mengatakan, komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini masih disumbang dari konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sekitar 53 persen, sedangkan investasi sebesar 29 persen, sisanya adalah belanja pemerintah dan ekspor-impor.
Menurutnya, salah satu yang bisa ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan investasi. Sebab akan berat jika hanya mendorong belanja pemerintah maupun konsumsi rumah tangga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Dilihat dari kondisi terakhir diperkirakan yang paling bisa mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dari Investasi," kata dia.
Rosan menambahkan, selama 10 tahun terakhir Indonesia berhasil mendatangkan investasi sebesar Rp9.100 triliun, sedangkan 5 tahun periode pertama Prabowo ditargetkan investasi datang ke Indonesia tembus Rp13 ribu triliun lewat kehadiran Danantara.
"Danantara, akan mengelola sekitar 15.000 triliun aset. Semua BUMN tergabung di situ. Dana Danantara sendiri akan didapat dari Deviden, jadi bukan dari penyertaan modal pemerintah lagi (PMN/APBN)" kata dia.
"Tapi dari Dividen yang biasanya didistribusikan untuk negara, sekarang bisa dikelola untuk investasi industri dan proyek-proyek yang harus menghasilkan return," kata Rosan.
(Nur Ichsan Yuniarto)