ECONOMICS

Rupiah Diproyeksi Tembus Rp15 Ribu di Akhir Kuartal III, Ini Kata menkeu

Michelle Natalia 12/09/2022 18:32 WIB

Standard Chartered memproyeksikan bahwa rupiah bisa menembus angka Rp15.000 per dolar AS (USD) di akhir kuartal III 2022.

Rupiah Diproyeksi Tembus Rp15 Ribu di Akhir Kuartal III, Ini Kata menkeu. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Standard Chartered memproyeksikan bahwa rupiah bisa menembus angka Rp15.000 per dolar AS (USD) di akhir kuartal III 2022. Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara lain. 

"Depresiasi rupiah saat ini berada di sekitar 4,5% tahun ini, yang sebenarnya terhitung ringan hingga moderat dibandingkan mata uang negara-negara lain," ujar Sri dalam Recovery and Resilience: Spotlight on Asean Business yang digelar oleh Bloomberg dan Standard Chartered secara virtual pada Senin (12/9/2022). 

Angka moderat ini, kata dia, disebabkan oleh neraca pembayaran yang lumayan baik dan surplus neraca perdagangan hingga 27 bulan, sehingga Indonesia lebih resilien di sisi eksternal.

"Tapi kami juga memahami bahwa situasi global ini tidak akan menjadi mudah. Ini akan menjadi lebih rumit, terlebih dengan kemungkinan terjadinya kenaikan suku bunga oleh The Fed yang kemungkinan juga akan diikuti oleh resesi," jelas dia.

 Selain itu, harga energi yang kian tidak stabil karena masalah geopolitik sehingga pemerintah tak hanya akan fokus pada detail-detail kebijakan mikro tetapi juga menjaga kerangka kebijakan makro yang prudent.

Dia mengakui, memang penguatan dolar karena kebijakan The Fed tidak dapat dihindari. 

"Tetapi kita bisa meningkatkan ketahanan kita yang sebenarnya tidak serentan saat kita mengalami taper tantrum. Kebijakan pengelolaan anggaran kita jauh lebih prudent, dan defisit fiskal ditargetkan 2,8% di tahun depan," tegas Sri.

Menurut Sri, ini adalah konsolidasi fiskal tercepat dan terkuat, serta kredibel hanya dalam waktu tiga bulan.

"Saya meyakini langkah ini akan memberikan fondasi yang kuat untuk makroekonomi, termasuk rupiah," pungkasnya. (NIA)

SHARE