ECONOMICS

Rupiah Turun 0,24 Persen Imbas Ekspektasi The Fed Takkan Agresif Pangkas Suku Bunga

Anggie Ariesta 12/09/2024 15:46 WIB

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke level Rp15.439.

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke level Rp15.439. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke level Rp15.439 setelah sebelumnya berada di level di Rp15.401 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan mata uang Garuda tidak terlepas dari menguatnya dolar AS akibat ekspektasi pelaku pasar yang memperkirakan bank sentral The Federal Reserve (Fed) tidak akan terlalu agresif memangkas suku bunga.

Ibrahim menjelaskan, inflasi inti AS pada Agustus 2024 lebih tinggi daripada yang diharapkan meski inflasi secara umum mereda. Kuatnya inflasi inti tersebut membuat pelaku pasar berpikir bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga 50 basis poin (bps) pada bulan ini.

"Taruhan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga hanya sebesar 25 bps ketika bertemu minggu depan setelah data Rabu sementara taruhan pada pemotongan 50 bps berkurang lebih dari setengahnya, berdasarkan CME Fedwatch," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (12/9/2024).

Sebelum pertemuan The Fed, kata dia, pelaku pasar masih menanti data inflasi harga produsen yang akan dirilis Kamis malam waktu AS untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut soal tren inflasi. Prospek pemotongan suku bunga yang lebih kecil menjadi kabar buruk bagi mata uang negara berkembang yang memicu spekulasi The Fed akan terus memperketat kebijakan moneternya.

Selain itu, investor menunggu keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan diumumkan hari ini, di mana banyak yang berharap suku bunga acuan diturunkan 25 bps. Selain itu, pasar juga akan fokus pada komentar Presiden ECB Christine Lagarde untuk mengonfirmasi apakah penurunan suku bunga akan berlanjut pada Oktober dan Desember 2024.

Dari sentimen domestik, satu bulan lagi Prabowo Subinato dan Gibran Rakabuming akan dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Periode  pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendapat tantangan yang berat di tengah situasi geopolitik yang terus memanas, terutama di kawasan Timur Tengah dan Eropa tidak menunjukkan tanda-tanda reda hingga menjelang pelantikan.

"Pemerintah harus memiliki terobosan dalam membuat kebijakan ekonom yang cermat dan terukur serta  mampu merespons setiap dinamika global ini dengan kebijakan yang cerdas dan efektif, demi menjaga kepentingan nasional," kata Ibrahim.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE