ECONOMICS

Sabar Bunda, Harga Bahan Pokok Diprediksikan Turun pada Februari 2022

Iqbal Dwi Purnama 29/12/2021 18:30 WIB

Harga beberapa komoditas pangan menjelang akhir tahun mengalami lonjakan yang cukup tinggi.

Harga Bahan Pokok Diprediksikan Turun pada Februari 2022

IDXChannel - Harga beberapa komoditas pangan menjelang akhir tahun mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Terutama pada harga minyak goreng, cabai, telur, dan daging yang mengalami penguatan harga hingga saat ini.

Research Associate CORE Indonesia, Dwi Andreas mengatakan harga-harga tersebut kemungkinan akan masih tinggi hingga penutupan. Namun harga tersebut diprediksi Andreas akan kembali normal pada awal tahun depan.

"Kalau harga tersebut tidak perlu terlalu di khawatirkan, hanya perkiraan kami, Brazil itu produksi kedelainya akan cukup tajam, mereka akan mulai panen kedelai sekitar bulan Januari sampai Maret," ujarnya dalam diskusi Refleksi Ekonomi Akhir Tahun 2021, Rabu (29/12/2021)

Menurutnya ketika Brazil memasuki musim panen kedelai akan dapat mempengaruhi harga minyak goreng di dalam negeri juga. Sebab penggerek terbesar vegetable oil dunia adalah kedelai.

"Sehingga harapan kita harga vegetable oil di tingkat nasional akan terkoreksi, dari 2020 sampai saat ini itu meningkat 2,4 kali lipat harga vegetable oil dunia, untuk minyak saya kira tidak perlu dicemaskan, karena diperkuat nanti sekitar Februari - Maret akan terkoreksi," sambungnya.

Sedangkan untuk cabai, Andreas menambahkan harga komoditas tersebut dipengaruhi oleh faktor iklim panen. Untuk iklim yang ada saat ini terlebih sedang ada fenomena La Lina memang sudah barang tentu harga cabai naik mulai Desember hingga Januari.

"Mulai akhir Januari, nanti sedulur-sedulur kami akan panen, sehingga Februari saya pastikan akan turun, catat saja, karena yang paling penting sebetulnya, bagaimana harga yang tinggi ditingkatkan ter transformasi dengan baik hingga tingkat petani," sambungnya.

Sebab jika harga cabai sedang tinggi namun serapan masyarakatnya berkurang menimbulkan dampak yang besar terhadap petani. Terlebih memasuki musim penghujan seperti ini ketika cabai tidak dapat disimpan lebih lama.

"Sekarang petani sedang menikmati harga tinggi bukanya mereka untung besar, karena mereka kan sempat gagal panen juga, di Jawa Timur dulur kami petani cabai, ini banyak yang rusak oleh tikus, selain itu musim hujan juga cabai cepat busuk," kata Andreas.

Kemudian terkait telur ayam, relatif mengikuti harga daging ayam sendiri. Ketika harga daging ayam naik praktis harga telur juga akan naik.

"Siklus kenaikan telur ayam ini relatif mudah dibaca, seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi hal ini, karena siklus sering terjadi setiap tahunnya," lanjut Andreas.

Andreas justru menyoroti kenaikan harga gabah yang saat ini juga sedang tinggi, ditingkat petani Rp4.800 di bulan November, sedangkan Desember Rp5.130, angka ini lebih tinggi dibanding ketika terjadi heboh beras di akhir tahun 2017.

"Kemungkinan harga gabah ini akan tinggi di bulan Januari, sudah barang tentu nanti di ikuti oleh harga beras," pungkasnya.

(NDA)

SHARE