Saham Nippon Steel dan US Steel Naik usai Trump Beri Lampu Hijau soal Akuisisi Senilai Rp244 triliun
Donald Trump memberi lampu hijau terhadap rencana Nippon Steel mengakuisisi perusahan baja AS, US Steel. Saham Nippon Steel dan US Steel langsung melonjak.
IDXChannel- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi lampu hijau terhadap rencana Nippon Steel mengakuisisi perusahan baja AS, US Steel. Saham Nippon Steel dan US Steel langsung melonjak usai pengumuman Trump itu.
Dilansir Channel News Asia, Senin (26/5/2025), kesepakatan akuisisi itu dikabarkan senilai USD14,9 miliar (sekitar Rp244,51 triliun). Dukungan Trump disampaikan melalui platform Truth Social pada Jumat lalu.
Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai kemitraan yang direncanakan. Kesepakatan itu berpotensi menciptakan setidaknya 70.000 lapangan kerja dan menyuntikkan USD14 miliar ke ekonomi AS dalam 14 bulan ke depan.
Pernyataan ini dianggap sebagai lampu hijau bagi akuisisi yang sebelumnya menghadapi hambatan regulasi dan politik di AS. Imbasnya, saham Nippon Steel naik 5 persen menjadi 3.025 yen per lembar saat perdagangan Senin di Bursa Tokyo. Angka ini menjadikannya saham dengan kenaikan persentase terbesar di indeks Nikkei 225.
Sebelumnya, rencana akuisisi ini sempat ditolak oleh pemerintahan Joe Biden karena kekhawatiran terhadap kepemilikan asing atas aset strategis nasional. Namun, setelah tinjauan ulang oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS), risiko keamanan nasional dianggap dapat diatasi, membuka jalan bagi kesepakatan tersebut.
Sebagai bagian dari kesepakatan, US Steel akan mempertahankan kantor pusatnya di Pittsburgh, dan Nippon Steel berencana untuk berinvestasi hingga USD4 miliar dalam pembangunan pabrik baja baru di AS.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi Nippon Steel dari 63 juta ton menjadi 86 juta ton per tahun, menjadikannya produsen baja terbesar ketiga di dunia setelah Baowu Steel Group dan ArcelorMittal.
Di sisi lain, saham US Steel melonjak 21 persen pada hari Jumat setelah pengumuman Trump tersebut. Situasi ini mencerminkan sikap optimistis investor terhadap prospek kesepakatan tersebut.
(Ibnu Hariyanto)