ECONOMICS

Sapu Lidi RI Ternyata Diekspor ke Berbagai Negara, Nilainya Tembus Rp470 Miliar

Tangguh Yudha 07/08/2024 15:25 WIB

Sapu lidi ternyata bisa menjadi komoditas ekspor yang cukup diminati banyak negara. nilainya pun mencapai USD29.32 juta atau setara Rp470 miliar pada 2023.

Sapu Lidi RI Ternyata Diekspor ke Berbagai Negara, Nilainya Tembus Rp470 Miliar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sapu lidi ternyata bisa menjadi komoditas ekspor yang cukup diminati banyak negara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh tim Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), permintaan global terhadap produk lidi nipah dan lidi sawit Indonesia tumbuh positif pada 2023.

Nilai ekspor lidi nipah dan lidi sawit Indonesia sepanjang 2023 meningkat 11,44 persen secara year-on-year (yoy) menjadi USD29,32 juta atau setara Rp470 miliar, dari USD26,31 juta pada 2022. Sejalan dengan hal itu, volume ekspor juga meningkat 15,97 persen yoy mencapai 70,08 ribu ton dari 60,43 ribu ton di tahun sebelumnya.

Peningkatan ekspor ini ditopang oleh naiknya permintaan dari dua negara tujuan utama pada 2023, yaitu ke India yang naik USD1,16 juta menjadi USD17,04 juta pada tahun lalu dan ke Pakistan naik USD1,84 juta menjadi USD6,17 juta sepanjang 2023

Adapun produk turunan dari lidi nipah dan lidi sawit yang paling banyak diekspor Indonesia yaitu sapu dari ranting atau bahan nabati diikat, dengan porsi sebesar 98,24 persen atau setara USD28,80 juta. Di samping itu, lidi dapat diolah menjadi berbagai kerajinan tangan seperti piring, keranjang, vas, dan kotak tisu. 

Selama lima tahun terakhir, neraca perdagangan lidi nipah dan lidi sawit Indonesia selalu mencatatkan surplus yang mencapai USD29,14 juta, lebih tinggi dibandingkan USD26,27 juta pada 2022.

Berdasarkan data yang dirilis oleh International Trade Centre (ITC) melalui trademap, pada 2023, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara eksportir utama lidi sipah dan lidi sawit di dunia dengan porsi 12,42 persen terhadap total ekspor dunia, setelah China (20,90 persen).

Negara eksportir terbesar berikutnya yaitu Sri Lanka (11,95 persen), Belanda (5,31 persen) dan Meksiko (5,29 persen).

Meski begitu, nilai ekspor lidi sawit dan lidi nipah periode Januari-Juni 2024 mencapai USD10,18 juta atau turun 27,59 persen yoy dari USD14,06 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penurunan di sisi volume, yang hanya mencapai 26,6 ribu ton atau turun 18,91 persen yoy dari 32,8 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan ekspor paling dalam dicatatkan ke India yang turun 51,85 persen, diikuti Jepang 17,82 persen, dan China 34,93 persen.

Di tengah tren penurunan ini, ekspor lidi sawit dan lidi nipah Indonesia pada periode tersebut ke sejumlah negara masih mencatatkan peningkatan, seperti ke Pakistan naik 11,05 persen, ke Filipina naik 20,03 persen, dan ke Vietnam naik 194,59 persen.

Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat, menyebut Indonesia sebagai salah satu produsen utama diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas produk di pasar non-tradisional. Menurutnya, peluang ekspor ke negara lainnya terbuka lebar.

"Ada peluang ekspor ke negara dengan permintaan meningkat seperti Pakistan, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, dan Iran," kata Donda dalam pernyataan resminya pada Rabu (7/8/2024).

Secara historis, produk lidi nipah dan Lidi Sawit asal Indonesia mencatatkan daya saing yang baik (dengan pendekatan Revealed Comparative Advantage/RSCA pada level 0,79) dibandingkan China, Belanda, dan Meksiko, namun masih tertinggal dibandingkan dengan Sri Lanka (RSCA 0,99).

Berdasarkan data ITC Export Potential Map, juga masih terdapat potensi ekspor lidi nipah dan lidi sawit Indonesia dengan negara-negara dengan potensi pasar tinggi untuk produk lidi antara lain Amerika Serikat, Malaysia, Filipina, Inggris, Belanda, Taiwan, dan Prancis.

(Febrina Ratna)

SHARE