ECONOMICS

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menperin Ungkap Sederet Tantangan Sektor Industri

Nia Deviyana 21/10/2025 14:44 WIB

Selama satu tahun ini, sektor industri menghadapi berbagai tantangan, baik itu dari faktor internal dan eksternal.

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menperin Ungkap Sederet Tantangan Sektor Industri. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap berbagai tantangan industri dan pembangunan sektor manufaktur pada tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Selama satu tahun ini, sektor industri menghadapi berbagai tantangan, baik itu dari faktor internal dan eksternal, antara lain banjirnya produk impor murah, baik legal maupun ilegal di pasar domestik. Selanjutnya, produk dari industri di Kawasan Berikat (KB) yang seharusnya untuk ekspor malah dijual di pasar dalam negeri," ujarnya pada konferensi pers "1 Tahun Kinerja Industri Kabinet Merah Putih" di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Dinamika global juga turut, kata Agus, juga turut mengguncang industri nasional. Perang Rusia-Ukraina dan konflik Iran-Israel memicu gangguan rantai pasok, lonjakan harga energi, serta perlambatan ekspor. 

Berikutnya, rantai pasok domestik juga terganggu akibat kebijakan kuota dan kenaikan harga gas industri.
 
Faktor lainnya adalah muncul tekanan terhadap kebijakan perlindungan industri nasional. Padahal, 80 persen produk manufaktur Indonesia dipasarkan di dalam negeri sehingga kebijakan proteksi penting untuk menjaga 19,6 juta tenaga kerja dan keberlanjutan investasi. 

"Kami menindaklanjuti arahan Bapak Presiden dengan fokus pada empat hal, yaitu melindungi industri nasional dari tekanan impor, menjaga dan meningkatkan utilisasi produksi, melindungi pekerja serta investasi, serta memperkuat teknologi produksi untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik dan global," ucap Agus.

Melalui strategi tersebut, sektor industri manufaktur Indonesia diharapkan menunjukkan kinerja positif di tengah dinamika geoekonomi dan geopolitik global. 

Agus menambahkan menegaskan bahwa sektor ini tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional dengan pertumbuhan yang konsisten dan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Pada triwulan IV tahun 2024 hingga triwulan II-2025, sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) tumbuh sebesar 4,94 persen (YoY) dan memberikan kontribusi 17,24 persen terhadap PDB nasional. Angka ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih menjadi penggerak utama ekonomi nasional," kata dia.

Dari sisi ekspor, kinerja sektor manufaktur juga menunjukkan daya tahan yang kuat. Selama periode Oktober 2024-Agustus 2025, nilai ekspor IPNM mencapai USD202,9 miliar atau 78,75 persen dari total ekspor nasional sebesar USD257,6 miliar. 

"Kontribusi ekspor manufaktur ini menjadi bukti bahwa produk industri Indonesia semakin kompetitif di pasar global,” tambah Agus.

Kepercayaan investor terhadap sektor industri juga tetap tinggi. Realisasi investasi industri manufaktur mencapai Rp568,4 triliun pada periode Oktober 2024-Juni 2025, atau 40,72 persen dari total investasi nasional. 

Pertumbuhan investasi tersebut turut berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Hingga Februari 2025, sektor IPNM menyerap 19,55 juta tenaga kerja, atau 13,41 persen dari total tenaga kerja nasional.

(NIA DEVIYANA)

SHARE