ECONOMICS

Sebut Skema Subsidi Kedelai Berbelit, Mendag: Berikan Saja Langsung ke Importir

Suparjo Ramalan 16/01/2023 00:12 WIB

Menurut Zulkifli, skema semacam itu tidak efektif dan justru memperpanjang rantai pencairan dana subsidi ke masyarakat.

Sebut Skema Subsidi Kedelai Berbelit, Mendag: Berikan Saja Langsung ke Importir (foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menyoroti skema pemberian subsidi pemerintah untuk komoditas kedelai yang selama ini dinilainya terlalu rumit dan berbelit-belit.

Dalam kebijakan yang dijalankan sejauh ini, subsidi sebesar Rp1.000 per kilogram (kg) itu wajib diberikan melalui Koperasi Perajin tahun Tempe Indonesia (Kopti). Menurut Zulkifli, skema semacam itu tidak efektif dan justru memperpanjang rantai pencairan dana subsidi ke masyarakat.

"Sekarang itu (pemberian subsidi) masih ke Kopti, lalu Kopti ke orang (perajin kedelai). Mereka satu per satu mengajukan ke Kopti. Ruwet. Saya sudah usulkan agar subsidinya langsung ke importir saja," ujar ZUlkifli, di Cilegon, Banten, Minggu (15/1/2023).
 
Ide mengucurkan dana subsidi langsung ke importir tersebut, merujuk pada yang dilakukan Zulkifli saat ini, di mana pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru saja memutuskan membeli pasokan kedelai impor dari pelaku industri swasta.

Langkah tersebut terpaksa diambil setelah skenario awal untuk menekan harga kedelai di pasar melalui penugasan impor yang diberikan kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak 350.000 ton, ternyata tak berjalan sesuai rencana.

Pasalnya, hingga saat ini, Bulog diketahui belum juga mampu merealisasikan penugasan yang diberikan sejak November 2022 lalu tersebut.

"Jadi karena (realisasi) impor (lewat Bulog) belum juga datang, jadi kita ambil dari swasta, karena pasar butuh segera," tutur Zulkifli.

Adalah FKS Group, yang dilaporkan telah mendatangkan 56.000 ton kedelai impor asal Amerika Serikat (AS), dan seluruhnya bakal dibeli oleh pemerintah dengan harga sebesar Rp12.000 per kilogram. Rencananya, pasokan itu nantinya bakal dilepas ke pasar dengan harga Rp11.000 per kilogram.

"Kita jual dengan harga Rp11.000 per kg lewat BUMN Pangan. Jadi ada selisih harga Rp1.000 per kilogram, yang itu akan masuk dalam subsidi pemerintah," tegas Zulkifli. (TSA)

SHARE