ECONOMICS

Sederet Jurus Mendag Pacu Ekspor UMKM, Salah Satunya Bakal Dicarikan Buyer

Tangguh Yudha 07/12/2024 02:09 WIB

Mendag, Budi Santoso menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan penetrasi ekspor Indonesia, salah satunya untuk UMKM.

Sederet Jurus Mendag Pacu Ekspor UMKM, Salah Satunya Bakal Dicarikan Buyer (foto mnc media)

IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan penetrasi ekspor Indonesia ke depan. Hal ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Mendag menyebut, bakal membuat business matching yang terjadwal mulai Januari 2025. Dia menjelaskan, langkah ini perlu dilakukan, sehingga pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan calon mitra yang berasal dari luar negeri bisa berjalan lebih efektif dalam menghasilkan kerja sama yang ideal.

"Kita sesuaikan misalnya UMKM binaan Bank A, kapan bisa business matching dengan produk tertentu ke India. Nah nanti atase kita yang ada di India akan bersama mendengarkan presentasi dari masing-masing UMKM, produknya apa," kata Budi dalam acara Urun Rembug Ekspor Nasional "UMKM Bisa Ekspor" di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

"Setelah itu, perwakilan kita di India akan mencarikan buyer. Kalau nanti ada buyer, kemudian ada business matching langsung buyer dengan UMKM. Didampingi oleh perwakilan kita. Nah ini harus rutin kita lakukan, paling tidak satu perwakilan itu dua kali," ujarnya.

Selain membuat business matching terjadwal, Mendag juga akan menyusun standar pameran ekspor melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Hal ini guna meningkatkan image Indonesia di mata dunia.

"Jadi setiap pameran ekspor ke luar negeri itu harus ada standarnya, misalnya minimal harus sekian luasnya. Karena pemerintahan selama ini banyak pameran-pameran kita yang sangat standar, sangat kecil, sehingga image-nya tidak bagus," ujar Mendag.

Budi menambahkan, image yang baik harus dibangun oleh Indonesia agar mendapat kepercayaan dari calon mitra. Menurutnya, jangan sampai calon mitra ragu untuk membuat kontrak karena image Indonesia yang kurang meyakinkan.

"Kita jualan tidak hanya jualan produk, tapi image kita juga harus dibangun sehingga orang itu oh dari Indonesia, aku mau beli. Jangan sampai oh Indonesia enggak mau beli. Jangan sampai seperti itu," ujarnya. 

Dia mengaku akan membuat standard operating procedure (SOP) atau pedoman terkait pameran juga harus dirinci secara jelas, lokasi, desain, perwakilan orang yang akan mencarikan pembeli, serta target penjualan.

"Jadi yang mau pameran ini komoditinya apa, ada berapa, mau pameran apa. Kemudian atase atau perwakilan mencarikan buyer. Nah setelah itu, ketemu di tempat pameran. Jadi kalau bisa, di pameran langsung kontrak," kata Mendag.

"Jangan sampai di sana bengong cuma menunggu orang mampir. Jangan sampai berkali-kali pameran baru dapat. Kalau bisa ya sekali pameran dapat. Jangan sampai pameran lima hari, dua hari jualan, tidak laku, besoknya jalan-jalan sehingga tidak efisien dan mungkin hanya buang-buang biaya, sehingga harus kita ubah dengan SOP," kata Budi.

(Fiki Ariyanti)

SHARE