ECONOMICS

Sehari Terima Uang Tunai Rp8 Miliar, Bos ASDP: Sampai Bertebaran di Lantai

Dovana Hasiana/MPI 17/04/2023 20:03 WIB

PT ASDP Indonesia Ferry tengah fokus melakukan digitalisasi untuk mencegah fraund. Pasalnya, dua dari puluhan lintasan ASDP kehilangan Rp40 miliar per tahun.

Sehari Terima Uang Tunai Rp8 Miliar, Bos ASDP: Sampai Bertebaran di Lantai (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) tengah fokus melakukan digitalisasi untuk mencegah fraund. Pasalnya, dua dari puluhan lintasan, tercatat ASDP kehilangan pendapatan Rp40 miliar per tahun.

Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi mengatakan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada 2017 oleh konsultan terhadap dua lintasan terbesar, total kerugian atau kehilangan yang diterima oleh ASDP mencapai Rp. 40 miliar per tahun. Angka tersebut hanya menunjukan kerugian pada dua lintasan dan tiga cabang ASDP, sementara Ira mengatakan pihaknya memiliki puluhan cabang. 

“Jadi memang proses keuangan secara manual itu sangat merugikan dan rentan terhadap tindakan fraud tadi. Kami pun melakukan digitalisasi untuk mengatasi hal tersebut,” ujar Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi dalam Bincang Santai Jelang Berbuka 2023 ‘Mudik Aman dan Nyaman dengan Cashless’ secara virtual, Senin (17/4/2023). 

Tindakan fraud tersebut sangat mungkin untuk dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, khususnya pada saat mudik lebaran yang merupakan musim puncak (peak season). Ira mengatakan, ASDP bisa menerima uang tunai dengan kisaran Rp. 5 miliar hingga Rp. 8 miliar per harinya di Pelabuhan Merak. Saking banyaknya, Ira mengatakan uang tunai tersebut bahkan bertebaran di lantai. Hal tersebut menjadikan potensi tindakan penipuan yang sangat besar. 

Setelah melakukan digitalisasi pada periode 2012 hingga 2022, Ira mengatakan pendapatan pihaknya meningkat hingga 160%. Walaupun terdapat banyak variabel yang turut mempengaruhi hal tersebut, namun Ira berpendapat digitalisasi merupakan faktor yang berkontribusi secara signifikan. 

“Sehingga kami pun terus meninggalkan proses manual dan beralih ke digitalisasi. Tentunya bukan hanya pada pembelian tiket, tapi juga dilakukan pada back office,” imbuhnya. 

Selain mencegah tindakan penipuan, Ira mengatakan digitalisasi membantu ASPD untuk mengurai kepadatan. Adapun pelabuhan dinilai menjadi salah satu titik kepadatan karena pembelian tiket masih dilakukan secara manual dan langsung di tempat (on the spot). Ira mengatakan, ASDP pernah memiliki pengalaman pahit di tahun 2012, dimana terjadi kemacetan hingga sejauh 26 kilometer dari pintu pelabuhan. 

“Ini yang kita berusaha perbaiki. Dengan sistem reservasi tiket secara online dan cashless, kami berusaha mengurai kepadatan. Hasilnya bisa dilihat melalui tingkat kepadatan (volume per capacity ratio) yang berkurang menjadi 0,6 di 2023 dari 0,77 di 2022 ketika digitalisasi dilakukan,” tandasnya. (RRD)

SHARE