ECONOMICS

Sektor Otomotif Tertekan, Penjualan Lesu hingga Risiko Kredit Bermasalah

Maulina Ulfa 13/06/2024 15:34 WIB

Penjualan wholesales kendaraan roda empat mulai membaik dibandingkan bulan sebelumnya.

Sektor Otomotif Tertekan, Penjualan Lesu hingga Risiko Kredit Bermasalah. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Penjualan wholesales kendaraan roda empat mulai membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, angka tersebut masih melemah 13,3 persen jika dibandingkan pada penjualan secara tahunan.

Kondisi ini semakin memperkuat asumsi adanya persoalan daya beli yang kini tengah dihadapi masyarakat.

Hal ini diperparah dengan ketergantungan masyarakat terhadap kredit kendaraan bermotor (KKB).

Merujuk catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan kredit kendaraan bermotor tercatat senilai Rp488,52 triliun pada kuartal I-2024.

Angka ini tumbuh 12,17 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pembiayaan investasi yang meningkat 13,05 persen secara tahunan.

Melansir OJK, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pun meningkat  di awal 2024, NPL net perbankan tercatat sebesar 0,79 persen atau naik dari yang sebelumnya 0,71 persen pada Desember 2023.

Sementara NPL gross pada Januari 2024 menjadi sebesar 2,35 persen, atau naik dari yang sebelumnya 2,19 persen pada Desember 2023.

OJK juga mencatat, non-performing financing (NPF) Gross perusahaan pembiayaan atau multifinance pada April 2024 sebesar 2,82 persen. Angka itu naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,45 persen.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro OJK Ahmad Nasrullah menyebutkan, biaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin mahal menjadi satu alasan NPF membengkak. 

"Saat ini kemampuan debitur berkurang karena peningkatan biaya hidup. Jadi untuk bayar cicilan mereka tidak kuat," ungkap Ahmad dalam FGD OJK bersama Redaktur Media Massa, dikutip Rabu (12/6/2024).

Melansir data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesi (Gaikindo) penjualan wholesales mobil tercatat sebesar 71.263 unit pada Mei 2024 lalu. Artinya, terjadi peningkatan sebesar 46,5 persen secara Month to Month (MoM).

Meski demikian, sepanjang tahun ini, angka penjualan mobil lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Namun, angka itu tidak lebih baik dibandingkan 2023 lalu, di mana penjualan wholesales turun 13,3 persen secara Year on Year (YoY). Dengan demikian, total penjualan mobil secar Year to Date (YtD) sebesar 334.897 unit.

Akan tetapi, angka tersebut masih jauh lebih rendah dari target yang ditetapkan Gaikindo, atau sebesar 30,4 persen dengan total penjualan sebesar 1,1 juta unit.

Angka penjualan terbesar masih dipegang oleh Toyota dan Lexus sebanyak 23.482 unit, atau naik 54,5 persen dibandingkan April 2024. Namun, angka ini turun 17,7 persen dibandingkan dengan Mei 2023 lalu, di mana saat itu penjualannya mencapai 28.528 unit.

Dengan demikian, Astra masih memimpin angka penjalan kendaraan roda empat sebanyak 40.876 unit, naik 37,5 persen dibandingkan April 2024. Apabila dibandingkan secara YtD, justru terjadi penurunan sebanyak 19,1 persen dari 231.596 sampai dengan Mei 2023 menjadi 187.446 sampai Mei 2024.

Penjualan tersebut menjadikan Astra sebagai penguasa pasar industri otomotif dengan tingkat market share sebesar 57,4 persen. 

Mobil selain Astra, Honda sukses menjual 7.294 unit mobil, sedangkan angka penjualan Mitsubishi sebesar 6.976 unit dalam satu bulan. Sementara itu, Suzuki sukses menjual 5.762 unit. (ADF)

SHARE