ECONOMICS

Sempat Alami Rugi Rp40 Miliar, ASDP Terapkan Digitalisasi untuk Cegah Fraud

Dovana Hasiana/MPI 17/04/2023 18:56 WIB

ASDP terapkan digitalisasi untuk mencegah penipuan atau fraud karena sempat mengalami kerugian sebesar Rp40 miliar pada 2017 dari dua lintasan saja.

Sempat Alami Rugi Rp40 Miliar, ASDP Terapkan Digitalisasi untuk Cegah Fraud. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi, berkomitmen menerapkan digitalisasi pada proses bisnis perusahaan untuk mencegah tindakan penipuan (fraud). Sebab, perusahaan sempat mengalami kerugian akibat hal tersebut.

Berdasarkan perhitungan pada 2017 oleh konsultan terhadap dua lintasan terbesar, total kerugian atau kehilangan yang diterima oleh ASDP mencapai Rp40 miliar per tahun. Angka tersebut hanya menunjukkan kerugian pada dua lintasan dan tiga cabang ASDP.

Sementara ASDP memiliki puluhan cabang. “Memang proses keuangan secara manual itu sangat merugikan dan rentan terhadap tindakan fraud tadi. Kami pun melakukan digitalisasi untuk mengatasi hal tersebut,” ujar Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi dalam Bincang Santai Jelang Berbuka 2023 ‘Mudik Aman dan Nyaman dengan Cashless’ secara virtual, Senin (17/4/2023). 

Tindakan fraud tersebut sangat mungkin untuk dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, khususnya pada saat mudik lebaran yang merupakan musim puncak (peak season). Ira mengatakan ASDP bisa menerima uang tunai dengan kisaran Rp5 miliar hingga Rp8 miliar per harinya di Pelabuhan Merak.

Saking banyaknya, Ira mengatakan uang tunai tersebut bahkan bertebaran di lantai. Hal tersebut menjadikan potensi tindakan penipuan yang sangat besar. 

Setelah melakukan digitalisasi pada periode 2012 hingga 2022, Ira mengatakan pendapatan pihaknya meningkat hingga 160%. Walaupun terdapat banyak variabel yang turut mempengaruhi hal tersebut, namun Ira berpendapat digitalisasi merupakan faktor yang berkontribusi secara signifikan. 

“Sehingga kami pun terus meninggalkan proses manual dan beralih ke digitalisasi. Tentunya bukan hanya pada pembelian tiket, tapi juga dilakukan pada back office,” imbuhnya. 

Selain mencegah tindakan penipuan, Ira mengatakan digitalisasi membantu ASPD untuk mengurai kepadatan. Adapun pelabuhan dinilai menjadi salah satu titik kepadatan karena pembelian tiket masih dilakukan secara manual dan langsung di tempat (on the spot).

Ira mengatakan, ASDP pernah memiliki pengalaman pahit di tahun 2012, di mana terjadi kemacetan hingga sejauh 26 kilometer dari pintu pelabuhan. 

“Ini yang kita berusaha perbaiki. Dengan sistem reservasi tiket secara online dan cashless, kami berusaha mengurai kepadatan. Hasilnya bisa dilihat melalui tingkat kepadatan (volume per capacity ratio) yang berkurang menjadi 0,6 di 2023 dari 0,77 di 2022 ketika digitalisasi dilakukan,” katanya.

(FRI) 

SHARE