Sempat Jadi Kuli Bangunan, Sapri Cerita Perjalanannya Buka Usaha ke Sandiaga
Sandiaga Uno sempat menyambangi warung soto mi milik Sapri Pantun, di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan.
IDXChannel - Sandiaga Salahuddin Uno sempat menyambangi warung soto mi milik Sapri Pantun, di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan. Tepatnya sebelum komedian tersebut sakit dan meninggal dunia.
Sambil menunggu soto mi yang sedang disiapkan, Sandi mencoba bertanya tentang kehidupan dan perjalanan Sapri. Di mana saat itu akhirnya bisa menjadi pelawak kenamaan, yang wara wiri di televisi.
"Kan ada cerita, dulu Bang Sapri pernah jadi kuli bangunan?" Tanya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu seperti dikutip dari channel YouTube Sandiuno TV, Selasa (11/5/21).
Kemudian Sapri menceritakannya, bahwa sebelum namanya terkenal ia pernah menjadi kuli bangunan, terima jasa pemasangan mesin air, jualan kantung keresek, hingga jadi office boy.
Singkat cerita, suatu hari Sapri mengikuti sebuah audisi komedi yang dinaungi oleh Eko Patrio, bernama Komando Management. Hingga akhirnya ia bisa menjadi salah satu pemain di acara-acara talk show di televisi.
Meski karirnya di dunia hiburan tengah melejit, namun Sapri bermimpi ingin memiliki usaha sendiri. Akhirnya dengan modal yang dimiliki, kurang lebih Rp19 juta ia mulai membuka usahanya. "Kalau usaha dari duku saya kepikiran pengen punya usaha," ujarnya.
Sapri menyewa sebuah tempat, per bulannya harus membayar Rp9 juta. Kemudian ia mulai merintis usaha seperti bubur ayam, soto mi, bubur ayam, warung kopi dan mi instan, laundry hingga pangkas rambut.
Sapri mengatakan, meski jadwal syutingnya cukup padat namun ia tetap fokus menjalankan usahanya. Ia dibantu dan mempercayakan oleh sang adik, ipar dan sepupunya.
"Ini semua saya serahin (ke saudaranya). Jadi kalau ada syuting enggak mengganggu saya," kata Sapri.
Tapi apabila Sapri belum ada jadwal syuting, ia turun langsung melayani customer yang datang ke warungnya.
Sapri menjelaskan, selama pandemi omsetnya menurun. Biasa menghabiskan daging 10 hingga 15 kilo gram untuk soto mi, saat Covid-19 menurun sampai 5 kg daging per harinya.
Selama pandemi pun Sapri tetap berusaha keras untuk melanjutkan usahanya, yakni dengan menjalankan protokol kesehatan.
"Alhamdulillah warung makan masih diperbolehkan. Cuma dengan satu syarat, enggak boleh makan di tempat. Dibatasi (yang ingin makan di tempat) hanya lima orang atau bisa dibawa pulang. Dan pakai masker. Protokol kesehatan tetep kita jalanin," terangnya. (TIA)