Sempat Jadi Triliuner Wanita Termuda, Bos Properti Ini Hilang Harta Rp380 T
Harta kekayaan taipan asal China Yang Huiyan lenyap USD25 miliar atau setara dengan Rp380 triliun (kurs Rp14.200 per USD) selama dua tahun terakhir.
IDXChannel – Harta kekayaan taipan asal China Yang Huiyan lenyap USD25 miliar atau setara dengan Rp380 triliun (kurs Rp14.200 per USD) selama dua tahun terakhir. Ini sering saham perusahaan properti besutannya Country Garden anjlok ke level terendah sepanjang masa akibat krisis utang.
Melansir Forbes, Kamis (10/8/2023), wanita berusaha 41 tahun tersebut kini masih memiliki kekayaan bersih USD4,6 miliar (Rp69,92 triliun). Namun, anjloknya harta akibatnya buruknya kesehatan perusahaan miliknya tersebut menjadi pembalikan nasib yang signifikan untuk Yang.
Sebelumnya, bos Country Garden Holdings Co. tersebut sempat dijuluki triliuner perempuan termuda di dunia ketika dirinya debut di daftar peringkat orang terkaya pada 2007 silam. Kala itu, Yang masih berusia 26 tahun.
Kekayaan Yang sempat menyentuh level tertinggi, yakni USD29,6 miliar (Rp449,92 triliun) pada 2021, terutama berkat kepemilikan 57 persen saham di Country Garden.
Pekan lalu, saham perusahaannya anjlok 31,5 persen lantaran pengembang properti tersebut melewatkan pembayaran bunga US$22,5 juta atas dua obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS).
Country Garden masih memiliki masa tenggang 30 hari untuk pembayaran surat utang yang jatuh tempo pada 6 Agustus, tetapi perusahaan telah memulai persiapan untuk melakukan restrukturisasi utang, menurut berita lokal Yicai.
Seorang juru bicara Country Garden mengatakan dia tidak mengomentari laporan tersebut, tetapi pernyataan sebelumnya kepada Forbes mengatakan, kas Country Garden yang dapat digunakan telah menurun seiring penurunan penjualan, perubahan pada lingkungan refinancing dan dampak dari berbagai peraturan fund.
“Kemampuan Country Garden untuk membayar masih sangat tidak pasti pada saat ini,” kata Nicholas Chen, analis firma riset CreditSights yang berbasis di Singapura kepada Forbes.
"Anda bisa menjadi pengembang 'berkualitas tinggi' tetapi masih mengalami masalah, seperti yang terjadi pada beberapa peers [perusahaan sejenis] sebelumnya,” imbuh Chen.
Lama dianggap sebagai pemain papan atas di pasar real estate China, Country Garden sebelumnya pernah menjadi salah satu dari sedikit pengembang properti yang mampu memenuhi kewajiban utangnya.
Namun, sekarang tekanan ada pada Yang untuk memastikan apakah dia dapat mengumpulkan cukup uang untuk membayar utang, yang mencakup sekitar US$4,3 miliar obligasi dalam dan luar negeri yang jatuh tempo pada 2024.
Angka itu termasuk obligasi yang dapat diselesaikan (puttable) oleh investor, artinya mereka memiliki hak untuk menuntut pembayaran dari Country Garden.
Lembaga pemeringkat Moody's Investors Services menurunkan peringkat Country Garden tiga tingkat lebih dalam menjadi kategoi sampah (junk bond) pada Kamis, lantaran memburuknya likuiditas dan meningkatnya risiko refinancing.
Dalam laporan teranyar, Country Garden mencatatkan rugi bersih untuk paruh pertama 2023 hingga US$7,7 miliar, dibandingkan dengan laba US$265,7 juta yang dihasilkan selama periode yang sama tahun lalu.
“Sejak 2021, industri [properti] telah memasuki periode sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan banyak faktor yang tidak menguntungkan, yang mengakibatkan kesulitan dan tantangan berat untuk penjualan industri dan pembiayaan pasar terbuka,” kata Country Garden dalam pernyataan tertulis. (ADF)