ECONOMICS

Siasat Pemerintah Selamatkan Industri Domestik, Beri Insentif Khusus Padat Karya

Muhammad Farhan 04/11/2024 01:08 WIB

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan siasat pemerintah menyelamatkan industri dalam negeri dari kondisi kontraksi.

Ilustrasi industri padat karya. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Pemerintah tengah menyiapkan siasat penyelamatan industri dalam negeri dari kondisi kontraksi. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, upaya penyelamatan tersebut dilakukan dengan cara memberikan insentif khusus bagi industri padat karya.

Dia menjelaskan, kebijakan insentif perlu diterapkan guna menjaga situasi industri tetap kompetitif dan terlindungi.

"Pemerintah sedang mempersiapkan terkait bagaimana dengan supaya industri ini kompetitif dan juga bisa terlindungi, salah satunya tentu langkah-langkah perlindungan, baik dari Kemenperin, Kemendag, dalam bentuk safeguard," kata Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Menurut dia, upaya penyelamatan oleh pemerintah tidak sekadar dengan memberikan insentif khusus bagi industri padat karya. Tetapi juga dengan menyiapkan skema kredit investasi untuk revitalisasi permesinan industri.

Untuk itu, Airlangga mengatakan skema tersebut sedang dirembukkan dengan pihak Kementerian Keuangan, perbankan, dan Himbara. Ketiga pihak tersebut akan membahasnya secara teknis dan lebih terperinci.

Survei purchasing manager's index (PMI) yang dilakukan S&P Global Market Intelligence menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia kembali melemah pada Oktober 2024. Headline PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global masih di bawah 50 selama empat bulan berturut-turut, hanya mencapai 49,2 pada Oktober 2024.

Angka di bawah 50 menunjukkan bahwa pelemahan sektor manufaktur, sementara skor di atasnya mengindikasikan bahwa aktivitas pabrik meningkat.

"Perekonomian manufaktur Indonesia terus menurun pada Oktober, dengan produksi, permintaan baru dan ketenagakerjaan turun marginal sejak September," kata Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, dalam keterangannya pada Jumat (1/11/2024).

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE