Singapura Kerap Jadi Hub sebelum Investasi Masuk ke RI, Bahlil Ungkap Alasannya
Banyak investor yang menjadikan negara-negara di Asia Tenggara sebagai hub atau perantara untuk berinvestasi di Indonesia salah satunya Singapura.
IDXChannel - Banyak investor yang menjadikan negara-negara di Asia Tenggara sebagai hub atau perantara untuk berinvestasi di Indonesia salah satunya Singapura. Mengenai hal tersebut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkap alasan dari kondisi tersebut adalah karena Indonesia belum memiliki financial center sebaik Singapura dan Malaysia.
"Sekali lagi saya mengatakan di forum yang terhormat ini, masih banyak negara-negara lain yang masuk (investasi) ke Indonesia mereka masih menjadikan negara di Asia Tenggara sebagai hub," kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Bahlil mengaku sudah mencari tahu kenapa investor masih suka menjadikan Singapura sebagai hub. Ternyata menurutnya investor beralasan kalau Indonesia belum memiliki financial center sebaik Singapura dan Malaysia.
"Saya mencari terus alasannya, ternyata kita katanya financial center kita belum sebaik Lagoon dan Singapura," ujarnya.
Oleh karena itu menurut Bahlil agar investor tidak lagi menjadikan Singapura sebagai perantara, Indonesia akan membangun financial center di Ibu Kota Nusantara.
"Kemarin di Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2023 di IKN kami sudah mengakomodir untuk ditempatkan financial center IKN itu sama dengan Singapura dan Lagoon. Pajaknya kecil sekali," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Bahlil mengancam akan mengurangi insentif untuk para investor yang menanamkan investasi ke Indonesia melalui negara perantara.
"Saya tahu ini sebagian uang China masuk lewat Singapura dulu baru ke Indonesia. Nanti ke depan kalau tidak ada yang masuk langsung insentifnya tidak akan kita berikan secara maksimal," tutur Bahlil.
Bahlil menegaskan, Indonesia saat ini sudah menjadi negara yang berdaulat dan tidak bisa dianggap rendah.
"Tidak boleh ada yang mengklaim bahwa Indonesia berada di bawah negara lain. Indonesia sekarang menterinya sudah pinter-pinter," tukasnya.
(SLF)