ECONOMICS

SKK Migas Berhasil Tekan Potensi Penurunan Produksi Minyak hingga 5,8 Persen

Atikah Umiyani/MPI 12/12/2023 03:00 WIB

Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kegiatan hulu migas.

SKK Migas Berhasil Tekan Potensi Penurunan Produksi Minyak hingga 5,8 Persen (Foto: MNC Media)

IDXChannel - SKK Migas berhasil menekan penurunan produksi minyak hingga 5,8% pada 2023. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kegiatan hulu migas.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan, angka penurunan produksi minyak pada 2022 mencapai 6,9% dan berhasil ditekan menjadi 1,1% tahun ini.

"Untuk produksi gas lebih menggembirakan, angka penurunan tahun lalu di 2,5%, untuk tahun ini produksinya berhasil meningkat sebesar 1,3%," ungkap Dwi dalam keterangan resminya, Senin (11/12/2023). 

Dwi menambahkan, salah satu faktor utama dalam pencapaian ini adalah keberhasilan eksekusi program kerja yang masif. Jumlah pengeboran mencapai 849 sumur hingga akhir tahun 2023, melampaui angka tahun sebelumnya yang hanya 790 sumur. 

"Tidak hanya itu, kegiatan workover dan well service juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai 35.849 kegiatan dari 30.755 kegiatan pada tahun sebelumnya," terangnya.

Dwi pun menyoroti peningkatan keberhasilan dalam melakukan reaktivasi sumur dan penambahan lapangan migas yang aktif. 

SKK Migas berhasil mereaktivasi 1.142 sumur pada 2023, naik dari 968 sumur di 2022. Sementara lapangan migas yang aktif mencapai 398, meningkat dari 392 lapangan pada tahun sebelumnya.

Tidak hanya melakukan peningkatan, lanjutnya, SKK Migas juga berhasil menurunkan frekwensi unplanned shutdown di lapangan menjadi 859 kejadian dari 908 kejadian pada 2022. 

Bahkan, potensi kehilangan produksi minyak di lapangan turun signifikan menjadi 8.157 barel minyak per hari (BOPD) dari 12.134 BOPD tahun sebelumnya.

"Capaian ini merupakan hasil dari kolaborasi dan kerjasama yang baik antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam upaya mencapai target jangka panjang pada 2030. Meskipun masih terdapat perbedaan antara long term plan dan realisasi saat ini, pencapaian ini diharapkan menjadi entry point yang baik untuk memperkuat optimisme pada 2024," tuturnya.

(DES)

SHARE