ECONOMICS

SKK Migas Ungkap Upaya Genjot Produksi Nasional Pasca Dihantam Covid-19

Atikah Umiyani/MPI 24/04/2024 18:30 WIB

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro mengungkapkan, hal itu lantaran berbagai kendala termasuk pandemi Covid-19.

SKK Migas Ungkap Upaya Genjot Produksi Nasional Pasca Dihantam Covid-19. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional belum mendapatkan hasil yang optimal.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro mengungkapkan, hal itu lantaran berbagai kendala termasuk pandemi Covid-19. Kemudian, reliability fasilitas produksi yang tidak optimal karena sudah tua sehingga sering terjadi kebocoran dan keterlambatan membangun infrastruktur industri hulu migas.

Namun, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus melakukan upaya-upaya terbaik untuk mengoptimalkan produksi migas nasional guna mencapai target jangka pendek, sekaligus menjadi pondasi untuk mendukung pencapaian target jangka panjang.

"Seperti sektor bisnis lainnya, industri hulu migas sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan operasional hulu migas tidak optimal karena adanya pembatasan-pembatasan mobilitas, investasi hulu migas saat pandemi juga menurun sehingga terjadi gap yang cukup signifikan dengan target investasi pada program long term plan (LTP) yang telah disusun," tutur Hudi dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (24/4/2024).

Hudi menuturkan, industri hulu migas memiliki cycle yang panjang, di mana butuh sekitar tujuh tahun sejak ditemukannya lapangan migas hingga dapat diproduksi. Maka ketika terjadi pandemi, dan investasi menurun tentu cycle akan bertambah panjang. 

"Meski pandemi Covid-19 sudah berakhir, dampaknya terhadap kinerja dan operasional hulu migas masih dirasakan," imbuh Hudi.

Hudi menambahkan bahwa beberapa lapangan yang menjadi kontributor produksi cukup signifikan memiliki fasiliitas yang sudah tua. Misalnya, fasilitas di PHE ONWJ yang sudah ada sejak 1966 dan terus digunakan hingga saat ini, atau sudah berusia sekitar 58 tahun. 

Untuk itu, hudi menjelaskan bahwa SKK Migas dan KKKS melakukan upaya terbaik agar fasilitas yang sudah tua tersebut dapat beroperasi secara maksimal.

"Sekarang ini, untuk lapangan dengan fasilitas yang sudah tua, bicaranya tidak lagi kemampuan produksi maupun apakah produksinya bisa ditingkatkan, tetapi bagaimana menjaga agar tidak terjadi unplanned shutdown karena jika terjadi kebocoran dampaknya adalah produksi,” pungkasnya.

(NIA)

SHARE