ECONOMICS

SKK Migas Validasi Potensi Gas Jumbo Blok Andaman sebelum Dikembangkan

Atikah Umiyani/MPI 08/01/2024 21:40 WIB

Prioritas ini bertujuan mengkonfirmasi besar cadangan gas dan kondensat di Wilayah Kerja (WK) tersebut, sehingga tidak memunculkan spekulasi di masyarakat. 

SKK Migas Validasi Potensi Gas Jumbo Blok Andaman sebelum Dikembangkan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) fokus memvalidasi potensi gas pada sumber gas besar (giant discovery) di Blok Andaman.

Prioritas ini bertujuan mengkonfirmasi besar cadangan gas dan kondensat di Wilayah Kerja (WK) tersebut, sehingga tidak memunculkan spekulasi di masyarakat. 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menjelaskan, informasi tentang giant discovery ini telah menjadi angin segar bagi industri hulu migas di Indonesia. 

Karena itu, percepatan terhadap proses eksplorasi dan produksi sangat dinantikan mengingat gas akan menjadi sumber energi andalan Indonesia. 

"Proses pembuktian dan validasi besaran cadangan gas dan kondensat sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan langkah-langkah dan pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk proses percepatan onstream," jelas Hudi dalam keterangan tertulis, Senin (8/1/2024). 

Seperti diketahui, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab akhir 2023 mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet). 

Temuan gas jumbo ini berasal dari Sumur Eksplorasi Layaran-1. Wilayah Kerja South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

Namun demikian, Hudi menyayangkan beberapa informasi yang tidak akurat dan spekulatif terkait temuan cadangan gas tersebut. Salah satu informasi yang keliru adalah seolah-olah cadangan yang ditemukan adalah minyak dengan potensi mencapai miliaran barel. 

Bahkan, temuan tersebut juga dihubungkan dengan penghapusan kemiskinan di Aceh. 

"Informasi ini tentu sangat misleading dan menyesatkan sehingga perlu diluruskan agar tidak memunculkan spekulasi di publik, khususnya bagi masyarakat Aceh," lanjut Hudi.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4.965 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Di sana saat ini terdapat dua konsorsium besar KKKS yakni Harbour Energy dan Mubadala Energy. 

Saat ini penemuan gas jumbo di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi. Mubadala Energy  sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis. 

Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi. 

"Terkait infrastruktur termasuk pembangunan kilang LNG akan terjawab setelah POD selesai. Secara umum betul penemuan gas ini akan butuh infrastruktur agar bisa dikomersialkan," kata Hudi. (NIA)

SHARE