Smelter Nikel Pertama di KEK Sorong akan Segera Dibangun
Pembentukan konsorsium tiga perusahaan ini dilakukan untuk membangun smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di KEK Sorong.
IDXChannel - Tiga perusahaan yakni PT Malamoi Olom Wobok (PT MOW), PT Huahe Management Indonesia (PT HMI), dan PT Sino Consultant Investment Indonesia (PT SCII) menandatangani perjanjian kerja sama konsorsium terbentuknya PT Sinagi Olom Fagu.
Pembentukan konsorsium tiga perusahaan ini dilakukan untuk membangun smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di KEK Sorong.
Groundbreaking pembangunan smelter nikel dan pabrik pembuatan baja direncanakan pada bulan Juni tahun ini dan akan menjadi smelter nikel pertama dan sejarah baru di Papua.
Direktur Utama PT Malamoi Olom Wobok Samsuddin Ajam mengatakan, konsorsium sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan smelter nikel dan baja di KEK Sorong. Dengan dibangunnya smelter nikel dan baja, dapat meningkatkan perekonomian di Provinsi Papua Barat Daya umumnya dan Kabupaten Sorong khususnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sino Consultan Investment Indonesia Adriana Daat menyatakan, proses menuju kosorsium ini sebenarnya telah berjalan selama kurang lebih dua tahun.
Saat itu, eks Bupati Sorong Johnny Kamuru memberikan kepercayaan kepada pihaknya PT untuk menghadirkan investor ke KEK Sorong.
“Hari ini kita bersama-sama telah menyaksikan penandatanganan konsorsium antara tiga perusahaan yang akan bekerja sama, membangun smelter nikel dan baja di kawasan ekomomi khusus sorong,” ujarnya.
Adriana mewakili PT Sino Consultant tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah bekerja sama sehingga proses pembangunan smelter nikel dan baja di KEK Sorong berjalan lancar.
“Kami berharap penandatanganan konsorsium ini membawa perubahan dan menjadi berkat bagi kita semua. Mohon dukungan dan doa serta kerja sama dari semua pihak, agar tujuan mulia ini bisa terwujud,” harapnya.
Direktur Utama PT Huahe Management Indonesia Miss Xu Hong Xia menyatakan, penandatanganan konsorsium ini berhasil terbentuk berkat dukungan dan bimbingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Pemerintah Kabupaten Sorong dan seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tentunya seluruh masyakarat Kabupaten dan Kota Sorong, termasuk seluruh stakeholder lainnya.
“Konsorsium PT Sinagi Olom Fagu didirikan oleh tiga Perusahaan yakni PT Malamoi Olom Wobok, PT Huahe Management Indonesia dan PT Sino Consultant Investment Indonesia,” rincinya.
Tujuan konsorsium, katanya, adalah membawa investor ke dalam KEK Sorong, melaksanakan fungsi manejemen, menyediakan dan mengelola fasilitas dan infrastruktur di KEK Sorong. Selain itu menciptakan lingkungan investasi yang baik bagi investor dan memelihara serta menjaga hubungan yang baik, antara KEK Sorong dan Pemerintah, masyarakat sekitar, termasuk juga lingkungan hidup.
Dibeberkannya, KEK Sorong akan membawa masuk teknologi pengolahan nikel paling terdepan di dunia saat ini. Yakni teknologi Oksigen, Enriched, Side Blow dan Furnace (OESBF). Teknologi ini memiliki tiga keunggulan yakni penggunaan energi yang lebih efesien, sehingga mengurangi jumlah konsumsi energi secara signifikan.
Kemudian teknologi OESBF menggunakan gas alam atau hidrogen sebagai subsitusi terhadap batu bara, sehingga dapat berkontribusi bagi percepatan pembentukan industri nikel yang berbasis green energi dan ramah lingkungan di Indonesia.
Selain itu, teknologi OESBF menghasilkan limbah yang bersifat stabil di lingkungan, mudah disimpan dan dapat digunakan kembali sebagai bahan pengerasan jalan, penimbunan laut dan bahan baku industri semen.
“Pabrik pengolahan nikel akan memproduksi nikel matte kadar tinggi dengan rencana kemampuan produksi sebesar 160.000 ton Nickel Metal. Hasil produksi direncanakan untuk tujuan ekspor pasar Amerika, Eropa dan lain-lain,” bebernya.
Selain itu, Penjabat Bupati Sorong yang diwakili Staf Ahli Bidang Pembangunan menyatakan, ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan KEK Sorong.
“Pemerintah Kabupaten Sorong tidak punya kemampuan APBD yang besar, untuk mengembangkan KEK Sorong. Oleh karena itu, harus bekerja sama dengan para investor,” imbuhnya.
Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Daya Ikhsan Musa’ad menyatakan, pengembangan KEK Sorong akan mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan juga penyerapan tenaga kerja.
“Apabila investasi sudah mulai masuk dan dilakukan proses groundbreaking, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu terkait aspek lingkungan dan tenaga kerja,” kata Eksan.
Ditambahkannya, KEK Sorong telah menjadi isu nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus memberikan support agar seluruh investasi di KEK Sorong dapat berjalan baik.
“Kami juga telah membentuk satuan tugas percepatan pengembangan KEK Sorong,” pungkasnya.
Kosorsium akan mempunyai tugas penting untuk membawa para investor nasional dan asing untuk mau berinvestasi di KEK Sorong. Saat ini sudah ada dua perusahaan asing asal China yang berencana melakukan investasi di KEK Sorong.
Dua investor China yang akan masuk ke KEK Sorong yaitu PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group. Nilai investasi yang ditanamkan mencapai Rp75 triliun. PT Sheng Wei New Energy Technology akan membangun smelter nikel, sementara Beijing Jianlong Heavy Industry Group akan membangun pabrik pembuatan baja.
Kegiatan penandatanganan kosorsium dilakukan tiga pimpinan perusahaan tersebut, masing-masing Direktur Utama PT MOW, Samsuddin Ajam, Direktur Utama PT SCII Adriana Imelda Daat dan Direktur Utama PT HMI Miss Xu Hong Xia yang berlangsung di Aimas Hotel and Convention Center, Selasa (28/5/2024).
(YNA)