ECONOMICS

Soal Bauran Kebijakan Moneter, BI: Kami Butuh Arus Modal, Tapi Menahan Diri

Michelle Natalia 22/08/2023 11:59 WIB

BI melanjutkan framework penurunan inflasi, namun juga di saat yang sama melengkapinya dengan stabilitas nilai tukar.

Soal Bauran Kebijakan Moneter, BI: Kami Butuh Arus Modal, Tapi Menahan Diri (foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) yakin strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah diambil saat ini sudah tepat dalam mendorong baiknya kinerja perekonomian Indonesia.

Bauran tersebut sengaja diarahkan untuk mempertahankan stabilitas harga dan keuangan, sembari mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Di kebijakan moneter, ada impossible trinity, yaitu stabilitas harga, stabilitas nilai tukar, dan kecukupan cadangan devisa," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Opening Ceremony ASEAN Fest 2023, di Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Menurut Perry, pihaknya melanjutkan framework penurunan inflasi, namun juga di saat yang sama melengkapinya dengan stabilitas nilai tukar.

"Di beberapa aspek, memang kami membutuhkan arus modal, tapi disini kami menahan diri supaya tidak menggunakan aliran modal ini. Kebanyakan negara ASEAN menggunakan stabilitas nilai tukar untuk melengkapi framework pengendalian inflasi," tutur Perry.

Namun, Perry menjelaskan, Indonesia juga menggabungkannya dengan kebijakan makroprudensial yang countercyclical. Ketika lending atau pinjaman perbankan sedang rendah, maka BI akan melonggarkan likuiditas, namun jika lendingnya tinggi, maka BI akan mengetatkan likuiditas.

"Countercyclical, tapi juga inklusi dan stabilitas sistem keuangan tetap diperhatikan. Ini yang kami lakukan di Indonesia," ungkap Perry.

Untuk bauran kebijakan di 2023 dan 2024, kebijakan moneter ditujukan untuk stabilitas dengan memitigasi spillover global (pro-stabilitas) melalui kebijakan suku bunga, dilengkapi dengan stabilisasi nilai tukar dan kecukupan cadangan devisa.

"Sementara itu, kebijakan makroprudensial ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi atau pro-growth, melalui instrumen yang akomodatif dan insentif likuiditas untuk mendorong kredit perbankan ke sektor-sektor prioritas, UMKM, dan keuangan hijau," pungkas Perry. (TSA)

SHARE