Soal Ekspor Kelapa saat Harga Naik Tajam, Begini Jawaban Mentan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman buka suara terkait kebijakan ekspor kelapa, terutama saat harganya naik tajam.
IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman buka suara terkait kebijakan ekspor kelapa saat harganya naik tinggi. Menurut dia, pemerintah akan tetap mengedepankan kesejahteraan petani, tetapi juga pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
“Aku ingin petani kelapa bahagia. Beri ruang dia sejahtera. Itu saja kata-kata saya,” ujar Amran saat ditemui di kediaman pribadinya, Jakarta, Jumat (30/5/2025).
Lebih lanjut, Amran mengatakan perkembangan penerapan ekspor kelapa saat ini masih digodok pemerintah. Dirinya bersama Presiden Prabowo Subianto juga telah membahas langsung kebijakan ekspor kelapa, dengan fokus utama untuk memastikan kesejahteraan petani.
Ia menekankan pentingnya menjaga harga komoditas agar petani mendapat keuntungan yang layak.
“Aku ingin, dan Presiden, kami sudah laporkan ke Presiden, Presiden menginginkan rakyat Indonesia, khususnya petani, sejahtera,” katanya.
Menurut Amran, kenaikan harga kelapa yang signifikan telah membawa dampak positif bagi para petani.
Ia menyebut harga kelapa kini naik drastis, dari hanya Rp1.000 menjadi Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram, atau dari Rp1.000 menjadi Rp5.000-Rp6.000 per butir.
Dengan kenaikan harga tersebut, dia menceritakan sejumlah testimoni petani yang kini menikmati hasil panen dengan penghasilan meningkat. Ia menyebut ada petani yang kini mampu membeli emas, bahkan melaksanakan ibadah haji dan umrah.
“Senang sekali. Ada juga naik haji, ada umrah,” ucapnya.
Kebutuhan Pasar Domestik
Di sisi lain, Amran memastikan kebijakan ekspor kelapa akan tetap mempertimbangkan kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu. Regulasi akan menyesuaikan kondisi produksi dan pasokan nasional agar tidak mengganggu ketersediaan pangan dalam negeri.
“Intinya yang pertama adalah bagaimana menyediakan rakyat, bagaimana menjaga kedaulatan pangan kita, kemudian berikutnya baru ekspor. Itu urutan-urutannya. Iya, dalam negeri tetapi kalau berlebih kita ekspor. Ikuti arahan Presiden,” ujar Amran.
Sementara itu, saat ditanya mengenai pungutan ekspor, Amran belum memberikan kepastian. Namun ia menekankan arah kebijakan pemerintah tetap berpihak pada produsen.
“Kita lihat nanti. Yang terpenting kata kuncinya adalah apapun kebijakan pemerintah kita ingin berpihak pada produsen petani,” kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)