Soal Estafet Kepemimpinan, Jokowi Tegaskan Pentingnya Hilirisasi Industri
Dalam konsep kepemimpinan, Jokowi mengibaratkan adanya proses estafet yang bisa membawa Bangsa Indonesia untuk terus maju ke depan.
IDXChannel - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menegaskan pentingnya aspek keberlanjutan dalam proses pergantian kepemimpinan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Aspek keberlanjutan tersebut, menurut Jokowi, juga termasuk dalam memastikan pembangunan ekonomi yang harus Indonesia Sentris dan kesinambungan program hilirisasi industri.
Pembangunan Indonesia sentris itu penting. Hilirisasi industri juga sangat penting. Itu nanti yang akan melompatkan kita. Kalau hilirisasi berhasil, kita akan lompat," ujar Jokowi, pada peluncuran Indonesia Emas 2045, yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/6/2023).
Jokowi mencontohkan dalam proses membangun industrisasi mineral, yang dulu Indonesia masih terbiasa melakukan ekspor bahan mentah.
Kini, proses hilirisasi dilakukan, diantaranya, dengan mendorong pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Bagaimana dulu kita mengekspor mentahan, nikel ekspor mentahan, padahal bisa bisa jadi prekusor bisa jadi litium battery. Bagaiamana kita membangun ekosistem besarnya. Ini perlu kerja detil. Perlu dicek terus di lapangan karena juga bisa meleset," tutur Jokowi.
Dalam konteks tersebut, Jokowi menekankan pentingnya azas keberlanjutan dalam proses pemindahan estafet kepemimpinan Indonesia dalam gelaran Pilpres 2024.
Dalam konsep kepemimpinan, Jokowi mengibaratkan adanya proses estafet yang bisa membawa Bangsa Indonesia untuk terus maju ke depan.
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet. Bukan seperti meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu dimulai dari nol," ungkap Jokowi.
Dengan konsep kepemimpinan 'meteran pom bensin', Jokowi menilai bahwa pembangunan Indonesia hanya akan maju mundur di titik yang sama saja.
Harusnya, lanjut Jokowi, pembangunan Indonesia dijalankan dengan tetap memastikan adanya progres untuk terus maju ke depan.
"Mestinya kalau sudah TK, SD, SMP, maka kepemimpinan berikutnya masuk SMA, universitas. Lalu kepemimpinan selanjutnya masuk S2, S3, harusnya seperti itu. Tidak maju-mundur, seperti tari poco-poco," papar Jokowi.
Karenanya, meski nantinya tidak lagi menjabat, Jokowi menyatakan bahwa pihaknya ingin memastikan bahwa dalam kepemimpinan selanjutnya harus ada keberlanjutan dan kesinambungan.
"Ini yang harus kita lakukan. Kalau kepemimpinan satu, kedua, ketiga sudah sampai SMA, maka kepemimpinan keempat harus masuk universitas. Jangan sampai balik ke SD lagi," tegas Jokowi. (TSA)