Soal Polusi, PLN IP Pastikan Pengelolaan Pembangkit yang Baik dan Berkelanjutan
PLN IP sebagai pengelola telah menerapkan 9R yaitu konsep Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover.
IDXChannel - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan pengelolaan PLTU Suralaya berkomitmen untuk terus berinovasi, sehingga beberapa unit utama pembangkit memperoleh Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Menurut General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) PGU Suralaya, Irwan Edi Syahputra Lubis, PLTU Suralaya memiliki berbagai inovasi sehingga dapat menjalankan proses bisnisnya dengan baik.
"Hal itu ditandai dengan raihan proper emas. Pengelola PLTU bisa mengeliminasi emisi yang ditimbulkan oleh PLTU," ujar Irwan, dalam sebuah webinar bertajuk Dampak Kualitas Udara PLTU Suralaya, Rabu (12/9/2023).
PLTU Suralaya dalam mengoperasikan pembangkit, paparnya, menjunjung tinggi prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG) sehingga PLTU Suralaya sangat memperhatikan emisi gas buang dari pembangkit.
Dalam hal perolehan Proper Emas dari KLHK, menurut Irwan, PLN IP sebagai pengelola telah menerapkan 9R yaitu konsep Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover.
"Konsep ini menjabarkan sinergitas upaya pencegahan hingga pengolahan ekses industri," tutur Irwan.
Berdasarkan laporan KLHK pada lima tahun terakhir, tuturnya, PLTU Suralaya secara konsisten mengelola emisi hingga mendekati 100%. Pada PLTU tersebut, sudah terpasang alat Electrostatic Precipitator/ESP serta Continuous Emission Monitoring System/CEMS.
"Kami juga memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash/FABA dari PLTU guna menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU. Seperti halnya untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi," ungkap Irwan.
Inovasi yang dilakukan pengelola, Irwan menjelaskan, terbukti tidak hanya berdampak pada kinerja perseroan saja, efek yang lebih luas juga dirasakan masyarakat.
"Itu upaya optimalisasi inovasi yang kami lakukan," papar Irwan.
Selain itu, pengelola juga secara aktif juga memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik.
Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil atau tidak ada tekanan pada ekosistem. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove.
Menurut Irwan, inovasi yang dijalankan perseroan saat ini sudah ideal karena tidak hanya memberikan dampak positif bagi bisnis perseroan saja, namun juga dapat dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat luas.
"Yang tidak kalah penting, inovasi juga harus berpihak kepada khalayak ramai, bukan hanya kepentingan bisnis semata dan menurut saya aspek-aspek itu telah dipenuhi perseroan," tandas Irwan.
Saat ini, Proper Emas dari KLHK untuk PLN diberikan atas kinerja PLTU Priok dan PLTU Lontar. Selain kedua PLTU itu, pada 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Tanjung Jati-B, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Paiton 1-2, PLTU Paiton 9, PLTU Indramayu dan PLTU Rembang.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), yaitu PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Perak Grati dan PLTGU Gresik juga menyabet Proper Emas. Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) Pesanggaran dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Drajat juga mendapatkan penghargaan Proper Emas. (TSA)