ECONOMICS

Sri Mulyani Curhat Sering Disalahkan saat Krisis: Yang Dimarahin Menteri Keuangan

Michelle Natalia 25/07/2023 12:30 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, sering disalahkan ketika terjadi krisis.

Sri Mulyani curhat sering disalahkan saat krisis: yang dimarahin menteri keuangan

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, sering disalahkan ketika terjadi krisis. Sementara yang memiliki profesi keuangan justru tidak pernah disebut. 

"Herannya, kalau terjadi krisis keuangan, Anda (profesi keuangan) enggak pernah disebut. Kan enggak pernah pas krisis keuangan 1997-1998, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) ditanyain? Kan enggak juga. Padahal banyak representasi yang salah banget," kata dia dalam Opening Ceremony Profesi Keuangan Expo 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Sri Mulyani juga menyoroti waktu krisis asuransi bertumbangan, tidak ada yang menanyakan atau menunjuk kesalahan ke profesi akuntan atau aktuaris. Justru yang menerima amarahnya adalah menteri keuangan.

"Yang dimarahin si menteri keuangan, yang cuci piring. Yang lebih menonjol adalah bagaimana menyelesaikan dan itu konsekuensinya adalah masyarakat yang kehilangan hartanya, entah pensiun, asuransi," ujarnya.

"Ada negara yang harus mengambil dana publik untuk bailout, ada pihak yang betul-betul harus menanggung kerugian yang besar, ada segelintir yang menikmati, dan di situlah letak keadilan dan ketidakadilan," imbuh dia.

Menurutnya, jika yang salah hanya satu kantor akuntan, tentu bisa disemprit. Namun jika salahnya masif seluruh industri, terjadi kesalahan dari valuasi, ini yang disebut dalam ekonomi sebagai bubble. 

"Bubble itu kalau orang Jawa bilang plembungan. Makin besar bubble-nya, berarti balon itu menjadi makin tipis, dibutuhkan satu kali saja, kadang not event jarum, baru mau dipegang, dia meledak karena dia makin tipis," ucap Sri Mulyani.

Pada saat bubble terjadi, dia menyebut semua pihak senang seakan asetnya naik, kekayaannya naik, balancing-nya bagus, padahal neracanya kalau dilihat asetnya menggelembung banyak, liabilitasnya sepertinya diperkecil, ekuitasnya seolah besar sekali dan nampak sehat.

"Bapak-ibu sekalian, ini yang ngomong (saya) ekonom yang bukan akuntan. Tapi kalau nanya sama akuntan, baik tingkat mikro perusahaan atau tingkat personal orang, sampai tingkat ekonomi itu pasti sumbernya neraca dan income statement yang kacau," ujarnya.

Maka dari itu, dia menyebut, profesi keuangan sangat menentukan ekonomi suatu negara. Apakah ekonomi negara itu akan maju, sehat, sustainable, atau maju kemudian amblas.

"Dia pun amblas kemudian bangun kembali, atau dia amblas, blas, blas, blas terus. Lihat semua negara di dunia," ucapnya.

Ada alasan mengapa dia menyebut tiga milestone penting, yakni krisis keuangan Indonesia dan Asia Tenggara di 1997-1998, krisis keuangan global 2008-2009, dan krisis pandemi yang baru-baru ini terjadi selama 3 tahun.

"Semuanya ada elemen dan aspek keuangan yang penting, semuanya bottom line-nya sangat tergantung, atau ditentukan atau disebabkan oleh profesi keuangan," tuturnya.

SHARE