Sri Mulyani Pamer Setoran Pajak Terus Naik Sejak 30 Tahun Terakhir
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap setoran pajak naik signifikan 30 tahun terakhir.
IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap setoran pajak naik signifikan 30 tahun terakhir. Ia menjelaskan, penerimaan pajak pada 1983 misalnya hanya ada pada angka Rp13 triliun.
"Mulai jaman reformasi itu masih Rp400 triliun tahun 1999 atau jelang 2000. dan sekarang teman-teman di DJP bertanggung jawab di UU APBN untuk mencapai target Rp1.998,9 triliun kalau dibulatkan jadi Rp1.999 triliun," jelasnya dalam acara Spectaxcular 2024 yang digelar di Plaza Tenggara GBK, Jakarta, Minggu (14/2/2024).
Sri Mulyani mengatakan bahwa linimasa Indonesia memang telah mengalami beberapa hal. Salah satunya yaitu pada 1993 saat terjadi banjir minyak atau booming minyak yang mengerek harga minyak dari semula masih USD12 dolar menjadi USD24 dolar. Menurutnya, saat itu adalah booming minyak yang luar biasa.
"Indonesia juga melakukan apa yang disebut liberalisasi di sektor keuangan, munculnya pasar modal kemudian menimbulkan banyak sekali perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO," katanya.
Bendahara Negara itu menambahkan bahwa posisi Indonesia yang secara geografis terletak di ring of fire juga membuat potensi bencana alam terjadi.
"Kita beberapa kali terkena bencana dari tsunami Aceh, kalau kita di bawah ring of fire banyak sekali terjadi gempa bumi maupun berbagai bencana. Sekarang dengan berbagai perubahan iklim ini juga mempengaruhi perekonomian kita," jelasnya.
Lebih lanjut Sri Mulyani bercerita, mulai tahun 2000 ditandai digital teknologi yang semakin sangat cepat perubahannya. Menurutnya hal inilah yang kemudian mengubah seluruh gaya hidup dan cara hidup serta cara ekonomi bekerja.
"Kemudian kita masih inget lapangan dan seluruh Jakarta seluruh Indonesia dan seluruh dunia jalan-jalan sunyi senyap karena semua orang di rumah karena pandemi COVID-19," katanya.
Menkeu bilang, kalau saat itu kita memilih untuk tidak keluar rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun ekonomi pasti berhenti dan penerimaan pajak pasti terpukul. Selanjutnya, Indonesia juga menghadapi krisis keuangan hingga krisis global.
"Jadi teman-teman pajak semua mengikuti sebuah episode dalam perekonomian Indonesia yang dipengaruhi ekonomi dunia. Di setiap naik turun gejolak atau sedang terjadi boom, kita semua bertanggung jawab. Kemenkeu, DJP, dalam susah dalam senang dalam up and down, anda adalah institusi yang diandalkan," katanya.
(SLF)