Sri Mulyani Sebut Multilateralisme Kunci Pemulihan Ekonomi Asia Pasca Pandemi
Sri Mulyani mengedepankan peran multilateralisme sebagai kunci dalam pemulihan di Asia atau Asia Rebound pasca pandemi COVID-19.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, didapuk sebagai pembicara dalam Governor's Seminar yang digelar oleh Asian Development Bank (ADB) pada Rabu (3/5), bertemakan Policies to Support Asia's Rebound.
Pada kesempatan itu, dia mengedepankan peran multilateralisme sebagai kunci dalam pemulihan di Asia atau Asia Rebound pasca pandemi COVID-19.
"Di dunia yang saling terkoneksi saat ini, multilateralisme jadi cara terbaik untuk kita bangkit dan pulih dari krisis," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Incheon, Kamis (4/5/2023).
Agar multilateralisme ini efektif, maka pemerintah juga harus bisa menunjukkan tata kelola yang baik dan membangun kepercayaan masyarakat.
"Sehingga semangat kerja sama dalam forum multilateral maupun regional seperti yang kita lakukan di G20, ADB, ASEAN, ASEAN+3, maupun forum multilateral lainnya menjadi modal terkuat untuk menghadapi berbagai gejolak global," ucap Sri.
Hal lain yang juga ditanyakan adalah cara menurunkan ketimpangan yang makin terlihat di kawasan Asia. "Saya berbagi pengalaman dari sisi kebijakan fiskal Indonesia. Ada banyak instrumen kebijakan fiskal untuk mengatasi ketimpangan, baik dari sisi penerimaan maupun belanja," terangnya.
Dari sisi penerimaan, kebijakan pajak harus dirancang cukup progresif tanpa mengurangi motivasi untuk memperoleh penghasilan.
"Di sisi belanja, ada banyak dukungan yang bisa kita berikan baik untuk penurunan kemiskinan, memutus kemiskinan antargenerasi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Di Indonesia, kita juga menggunakan tambahan penerimaan dari commodity boom untuk berinvestasi di wilayah terluar, termiskin, terpencil dan juga untuk kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak," jelas Sri.
Dia pun menyampaikan bahwa kunci mempertahankan pemulihan Asia setelah pandemi adalah produktivitas.
"Kita di Asia harus berinvestasi lebih untuk peningkatan produktivitas yang merupakan sumber pertumbuhan paling lestari. Baik investasi untuk pendidikan, tenaga kerja, kebijakan makro, atau infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pergerakan dan produktivitas masyarakat," pungkasnya.
(FRI)