ECONOMICS

Sri Mulyani Sebut Pelemahan Rupiah Masih Rendah Dibandingkan Won dan Yen

Anggie Ariesta 02/08/2024 13:10 WIB

Sri Mulyani: Penguatan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia (BI) dalam memitigasi dampak rambatan global.

Sri Mulyani Sebut Pelemahan Rupiah Masih Rendah Dibandingkan Won dan Yen. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penguatan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia (BI) dalam memitigasi dampak rambatan global.

Sri Mulyani menyebut, nilai tukar Rupiah per tanggal 26 Juli 2024 menguat 0,52 persen (mtd) dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024. Sementara jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar Rupiah melemah 5,48 persen (ytd) sejalan dengan kondisi global.

"Namun masih lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara-negara kawasan, seperti won Korea (6,93 persen ytd) dan yen Jepang (8,27 persen ytd)," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di Kantor Pusat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Jumat (2/8/2024).  

Menurut Menkeu, jika Rupiah melemah 5,48 persen terhadap global, masih relatif bisa dibandingkan dengan berlanjutnya aliran modal asing dan neraca dagang yang surplus.

"Kinerja Rupiah tersebut ditopang komitmen BI terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan berlanjutnya aliran modal asing dan neraca perdagangan kita yang masih alami surplus," kata dia.

Ke depan, KSSK menilai Rupiah diprakirakan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah yang kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing.

(Dhera Arizona)

SHARE