ECONOMICS

Sri Mulyani Sebut Rupiah Cenderung Menguat, Harga Barang Impor Terkendali

Anggie Ariesta 28/07/2025 19:30 WIB

Menkeu Sri Mulyani Indrawati memastikan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap terjaga sepanjang triwulan II-2025. 

Sri Mulyani Sebut Rupiah Cenderung Menguat, Harga Barang Impor Terkendali. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannelMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap terjaga sepanjang triwulan II-2025. 

Bahkan, rupiah cenderung menguat, dan berdampak positif terhadap harga barang impor seperti pangan, BBM, dan bahan baku industri.

>

“Nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2025, Senin (28/7/2025).

Ia menyampaikan sempat terjadi tekanan terhadap rupiah pada awal kuartal II-2025 akibat meningkatnya ketegangan global. Namun Bank Indonesia (BI) segera mengambil langkah antisipatif.

“Nilai tukar sempat tertekan di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) offshore pada awal kuartal II, namun Bank Indonesia melakukan intervensi berkelanjutan,” kata Sri Mulyani.

Rupiah tercatat sempat melemah hingga Rp16.865 per dolar AS pada April 2025. Namun, kondisi berangsur membaik. 

“Pada 30 Juni 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di Rp16.235, menguat dari level tertinggi Rp16.865 pada April,” tutur Menkeu. 

Hingga 25 Juli, rupiah masih berada dalam kisaran stabil di level Rp16.315 per dolar AS.

Stabilnya nilai tukar ini dinilai membantu menahan tekanan harga barang impor, termasuk energi, pangan, hingga kebutuhan industri. Pemerintah memandang penguatan rupiah sebagai bukti meningkatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional.

“Penguatan rupiah ditopang oleh arus modal masuk dan persepsi positif investor terhadap fundamental ekonomi domestik,” sambung Sri Mulyani.

Dia menambahkan, konversi devisa hasil ekspor, terutama dari sektor sumber daya alam, turut memperkuat posisi rupiah.

Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia per akhir Juni 2025 tercatat sebesar USD152,6 miliar. “Setara 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah,” tambahnya.

Dengan posisi cadangan devisa yang kuat, pemerintah dan BI dinilai memiliki ruang yang cukup dalam menghadapi potensi tekanan eksternal terhadap rupiah. Hal ini diharapkan dapat menjaga kestabilan harga dan melindungi daya beli masyarakat.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE