ECONOMICS

Sri Mulyani Ungkap Ekonomi RI Tangguh Hadapi Pandemi, Kalahkan Filipina dan Malaysia

Michelle Natalia 19/05/2023 11:11 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan tangguhnya pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19. 

Sri Mulyani Ungkap Ekonomi RI Tangguh Hadapi Pandemi, Kalahkan Filipina dan Malaysia. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan tangguhnya pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19. Sejak pandemi terjadi di seluruh dunia yang terjadi mulai 2020, aktivitas ekonomi di seluruh dunia mengalami kontraksi.

Dia bersyukur atas semangat kerja sama yang begitu solid dan sangat baik dari seluruh pihak modal yang luar biasa kuat pada saat menghadapi guncangan pandemi yang luar biasa. 

"Ekonomi Indonesia juga mengalami kontraksi 2,1%, namun kontraksi ini jauh lebih moderat dibandingkan kontraksi yang terjadi di negara-negara seperti Filipina yang mengalami -9,5%, Thailand -6,2%, Malaysia -5,5%, dan Singapura -3,9%," ungkap Sri dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-23 Masa Persidangan V Tahun 2022-2023 di Jakarta, Jumat (19/5/2023).

Selain kontraksi yang lebih kecil, perekonomian Indonesia juga mampu pulih cepat dan kuat pada 2021. Indonesia berhasil tumbuh 3,7% di kala itu, dan berlanjut dengan pemulihan hingga tahun 2022 dengan pertumbuhan 5,3%.

"Pencapaian ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat pulih dari tekanan pandemi Covid-19 dengan cepat dibandingkan mayoritas negara lain di dunia," sambung Sri. 

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur yang masif, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis terus dilakukan. Pemerintah mampu mendorong aktivitas ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia yang nyata.

"Angka pengangguran juga menurun dari sebelumnya 5,94% pada 2014 menjadi 5,18% sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Tingkat kemiskinan menurun tajam dari 11% menjadi 9,2% pada periode yang sama," jelasnya. 

Tingkat ketimpangan pengeluaran yang diukur dengan gini coefficient membaik signifikan dari 0,414 menjadi 0,380. 

"Berbagai program afirmasi pada kelompok miskin dan rentan serta program perlindungan sosial efektif menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan," pungkas Sri. (NIA)

SHARE