ECONOMICS

Strategi Asosiasi Logistik (ALFI) Perkuat Logistik Nasional saat Timur Tengah Memanas

Dinar Fitra Maghiszha 22/04/2024 02:36 WIB

biaya logistik yang tinggi berpotensi meningkat menyusul kemungkinan terganggunya jalur rantai pasok.

Strategi Asosiasi Logistik (ALFI) Perkuat Logistik Nasional saat Timur Tengah Memanas (foto: MNC media)

IDXChannel - Tensi antara Iran dan Israel yang memanas menambah pekerjaan rumah bagi sektor logistik nasional. Pasalnya, biaya logistik yang tinggi berpotensi meningkat menyusul kemungkinan terganggunya jalur rantai pasok.

Indeks Kinerja Logistik (LPI) Indonesia saat ini berada di peringkat ke-61 pada 2023. Data yang dipublikasikan World Bank itu memberikan skor 3,0 di mana RI masih berada di atas rata-rata jika dibandingkan negara-negara berpenghasilan menengah ke atas yang bernilai 2,54.

Namun bila dibandingkan dengan negara mitra yang mempunyai pertumbuhan tinggi di Asia, seperti China dan Asia Tenggara (ASEAN), maka Indonesia masih tertinggi, sehingga mempunyai pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan, mengatakan bahwa transformasi struktural sangat vital dalam optimalisasi percepatan waktu distribusi dan efisiensi biaya logistik.

Pembenahan tata kelola sektor logistik, menurut Akbar, dapat terwujud berkat sinergi antarpemangku kepentingan. Saat ini pihaknya fokus mengkaji pembentukan badan logistik nasional sebagai jawaban integrasi layanan logistik.

"Kami fokus dalam kajian membentuk badan logistik nasional demi memastikan layanan logistik mampu terdiversifikasi, aman, transparan, dan berkelanjutan dalam satu wadah integral," ujar Akbar, Sabtu (20/4/2024).

Dari sisi pelabuhan, modernisasi peralatan port handling disebut dapat mendukung efisiensi layanan pelabuhan nonpetikemas. Akbar menilai hal ini dapat memangkas waktu bongkar muat, sekaligus mengurangi cargo loss.

"Kami mendukung adanya pemasangan peralatan yang lebih modern, seperti conveyor belt dan layanan pergudangan yang terintegrasi. Tentu ini membutuhkan dukungan banyak pihak," pungkas Akbar. (TSA)

SHARE