Strategi Climate Finance Penting Guna Menekan Risiko Iklim Lewat Arah Investasi yang Tepat
partisipasi IIF dalam forum tersebut juga menunjukkan komitmen Perseroan dalam mendukung target pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060.
IDXChannel - Pola pendekatan bisnis dan keuangan yang berbasis iklim (climate finance) dinilai penting dilakukan, sebagai salah satu strategi dalam memitigasi risiko iklim melalui kebijakan arah investasi yang tepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Head of Advisory Group PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Irman Boyle, dalam Indonesia Climate Finance Dialogue 2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (29/9/2025) lalu.
Dalam sesi bertajuk Opportunities for Private Sector Involvement in Scaling Climate Solutions, Irman menekankan pentingnya peran IIF dalam memperkuat sektor infrastruktur yang ramah lingkungan.
"Climate finance merupakan instrumen yang cukup strategis untuk dapat menekan risiko iklim melalui pilihan arah investasi yang tepat," ujar Irman.
Menurut Irman, hampir sebagian besar dampak pembiayaan iklim berasal dari proyek-proyek berbasis energi. Karenanya, IIF memandang transisi energi sebagai kunci dalam upaya menuju pembangunan rendah karbon di Indonesia.
Selain itu, Irman menjelaskan, partisipasi IIF dalam forum tersebut juga menunjukkan komitmen Perseroan dalam mendukung target pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
"IIF terus mendorong investasi di sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur yang berketahanan iklim," ujar Irman.
Tak hanya itu, IIF juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga keuangan, investor global, hingga sektor swasta domestik.
Pendekatan ini sejalan dengan kebutuhan pembiayaan iklim Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp3.461 triliun hingga tahun 2030, di mana keterlibatan swasta menjadi faktor penentu.
Sementara, pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kemenkeu, Masyita Crystallin, menggarisbawahi pentingnya pembiayaan iklim sebagai fondasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan sejahtera.
Menurut Masyita, Indonesia memiliki agenda yang terstruktur dengan jelas untuk mencapai target net zero emission, memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim, dan melestarikan kekayaan alam.
Pencapaian tujuan ini membutuhkan kolaborasi erat antara Pemerintah dan lembaga pembangunan multilateral (MDBs) yang bersinergi dengan sektor swasta, dengan pembiayaan sebagai motor penggeraknya.
"Kunci keberhasilan terletak pada implementasi yang tepat sasaran dan efektif guna mewujudkan Indonesia yang lebih makmur," ujar Masyita.
(taufan sukma)