Subtitusi Batu Bara PLTU, Pemerintah Butuh 10,2 Juta Ton Biomassa
PT PLN (Persero) menggencarkan program co-firing untuk mengganti batu bara sebagai material utama PLTU dengan biomassa.
IDXChannel-PT PLN (Persero) menggencarkan program co-firing untuk mengganti batu bara sebagai material utama PLTU dengan biomassa. Hingga 2025, PLN membutuhkan setidaknya 10,2 juta ton biomassa untuk menjadi substitusi 10% kebutuhan batu bara di PLTU.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, untuk itu, PLN menggandeng Perhutani dalam memasok biomassa untuk 2 PLTU milik PLN. Kerja sama kedua BUMN ini ditandai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang direncanakan pasokan biomassa ke PLTU akan dimulai pada Desember 2022.
Nantinya, kebutuhan biomassa untuk dua PLTU, yaitu PLTU Pelabuhan Ratu dan PLTU Rembang akan dipasok oleh Perhutani.
"Co-firing pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada tahun 2060," kata Darmawan, Rabu (2/3/2022).
Lanjutnya, penggunaan biomassa dalam PLTU ini tidak hanya memberi dampak positif terhadap lingkungan, namun memberikan multiplier effect yaitu membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Melalui program co-firing batu bara dengan biomassa ini kita bisa mengubah rantai pasok yang biasanya berbasis korporasi, menjadi berbasis kekuatan rakyat," tambah Darmawan.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro menjelaskan, melalui PKS ini nantinya Perhutani akan memasok kebutuhan biomassa dua PLTU PLN untuk PLTU Pelabuhan Ratu sebesar 11.500 ton per tahun.
"Untuk bisa meningkatkan efisiensi juga kami membangun pabrik pengolahan tanaman kaliandra dan gamal menjadi serbuk kayu di wilayah Sukabumi untuk mendekati PLTU," ujar Wahyu.
Sedangkan untuk PLTU Rembang, Perhutani akan memasok 14.300 ton per tahun serbuk kayu kaliandra dan gamal. Melalui skema bisnis yang sama, Perhutani akan membangun pabrik pengolahan di wilayah Rembang.
"Secara rencana jangka panjang kami siap memasok kebutuhan biomassa bagi PLN mengingat ke depan kami menargetkan pengelolaan lahan untuk biomassa ini mencapai 64 ribu hektare," ujar Wahyu. (TIA)