ECONOMICS

SWF Norwegia Masih Duduki Peringkat 1 Dunia, Danantara Posisi Berapa?

Rahmat Fiansyah 15/07/2025 17:09 WIB

Norges Bank Investment Management (NBIM) tercatat masih menempati posisi puncak dalam daftar Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia.

Norges Bank Investment Management (NBIM) tercatat menempati posisi puncak dalam daftar Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Norges Bank Investment Management atau NBIM tercatat masih menempati posisi puncak dalam daftar Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia.

Lembaga manajemen aset asal Norwegia tersebut mempunyai dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar USD1.767 miliar atau setara Rp29 kuadriliun, berdasarkan data Global SWF Juli 2025 dikutip Selasa (15/7/2025).

NBIC diketahui merupakan unit investasi bank sentral Norwegia, Norges Bank yang sepenuhnya dimiliki pemerintah Norwegia. SWF yang didirikan sejak 1997 tersebut memiliki tugas utama mengelola Government Pension Global Fund yang diperoleh dari pendapatan migas.

Di peringkat kedua dan ketiga ada SWF dari China, yakni The State Administration of Foreign Exchange (SAFE) dan The China Investment Corporation (CIC).

SAFE merupakan unit usaha dari bank sentral China, People Bank of China (PBoC) dan Otoritas Manajemen Cadangan Devisa. SWF yang didirikan pada 1997 tersebut memiliki AUM USD1.417 miliar.

Sementara CIC didirikan pada 2007 yang dimiliki pemerintah China lewat Dewan Negara. CIC dengan AUM USD1.332 miliar itu memiliki tiga unit usaha: Central Huijin untuk memegang saham lembaga keuangan besar China, CIC International yang fokus berinvestasi di luar China, serta CIC Capital yang mendukung eksportir dan investasi China di luar negeri.

Kemudian di posisi keempat ada Public Investment Fund (PIF) milik pemerintah Arab Saudi, yang sukses menyalip Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) milik Uni Emirat Arab. Dana kelolaan PIF mencapai USD1.152 miliar.

PIF berdiri pada tahun 1971 dan belakangan mulai difokuskan untuk berinvestasi di banyak instrumen di luar Arab Saudi. Hal tersebut sejalan dengan Visi 2030 yang berupaya mengurangi ketergantungan Saudi dari migas.

Lalu, bagaimana dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara?

Berdasarkan data Global SWF, Danantara berada di peringkat 16 dengan dana kelolaan USD172 miliar. Danantara berada di atas SWF Malaysia, Permodalan Nasional Berhad (PNB) dengan AUM USD78 miliar (peringkat 23), The Brunei Investment Agency (BIA) dengan AUM USD65 miliar.

Dalam daftar 300 SWF yang dirilis Global SWF, Danantara yang dibentuk pada 2025 termasuk SWF termuda bersama Chinggis Fund, salah satu SWF milik pemerintah Mongolia yang didanai dari sektor tambang.

Sejak dibentuk, Danantara sendiri cukup aktif mengembangkan jaringan internasional dengan membuka hubungan dengan SWF negara lain. Baru-baru ini,  Danantara menjalin kemitraan strategis dengan CIC, Qatar Investment Authority (QIA), dan Future Fund Australia.

Managing Director Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief mengatakan, kerja sama antara Danantara dan SWF-SWF dunia lainnya dilakukan dalam rangka membangun dan memperkuat tata kelola kelembagaan agar setara dengan standar global.

"Kami belajar dan bermitra langsung dari para pengelola aset terbaik dunia dan menjadikannya bagian dari transformasi kelembagaan jangka panjang," katanya.

Selain tata kelola, kata Arief, Danantara juga melakukan kerja sama strategis dengan membentuk pembentukan dana investasi bersama atau co-investment. Pada April lalu, Danantara membentuk co-investment dengan QIA dengan AUM sebesar USD4 miliar.

Dana tersebut rencananya digunakan untuk berinvestasi di sektor-sektor strategis seperti hilirisasi industri, energi baru dan terbarukan, dan kesehatan.

Berbagai investasi yang dilakukan Danantara diharapkan dapat menciptakan imbal hasil (return) yang baik. Dengan demikian, dampak investasi bisa dirasakan tidak hanya pada peningkatan aset, melainkan juga pada perekonomian dan penciptaan lapangan kerja.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE